7 New Quality Tools

7 New Quality Tools adalah metode standar berisi kumpulan alat bantu pengendalian kualitas standar yang menyempurnakan versi sebelumnya yaitu 7 Basic Quality Tools.

Pengertian 7 New Quality Tools

Sebelum adanya alat bantu kendali kualitas standar versi terbaru ini, sebelumnya telah digunakan versi lama yaitu 7 Basic Quality Tools.

7 Basic Quality Tools

Metode 7 Basic Quality Tools terdiri dari :

  1. Check Sheet
  2. Scatter diagram
  3. Fishbone diagram
  4. Pareto chart
  5. Flow chart
  6. Histogram
  7. SPC

Artikel mengenai ketujuh alat bantu kualitas versi lama diatas dapat dibaca pada artikel sebelumnya dari standarku.com berikut :

Ketujuh alat bantu kualitas diatas sangat membantu dalam perbaikan kualitas.

Namun ternyata ada masalah baru yang ditimbulkannya karena kompleksitas 7 Basic Quality Tools tersebut.

Permasalahan tersebut adalah ketika akan mengambil keputusan di tingkat manajemen menengah keatas.

Dan juga adanya masalah komunikasi yang terjadi pada team kerja di lapangan.

Oleh karena itu, sekelompok insinyur dan ilmuwan Jepang yang tergabung dalam JUSE melihat perlunya alat untuk mengatasi masalah diatas.

JUSE adalah perkumpulan ilmuwan dan insinyur senegara Jepang (Union of Japanese Scientists and Engineers).

Gagasan yang muncul pada tahun 1972 tersebut, merupakan tonggak kelahiran dari 7 New Quality Tools.

Atau sering juga disebut juga dengan nama 7 Management and Planning Tools (7 MP Tools).

Mereka membentuk sebuah tim untuk meneliti dan mengembangkan alat-alat kendali kualitas baru.

Walaupun tidak semua alat kendali kualitas tersebut baru, namun mereka adalah yang pertama kali mengumpulkan dan memperkenalkannya.

7 New Quality Tools

Alat-alat kendali kualitas baru atau tersebut terdiri dari :

  1. Affinity diagram
  2. Interrelationship diagram
  3. Tree diagram
  4. Matrix diagram
  5. Matrix data analysis
  6. Arrow diagram atau activity network diagram
  7. PDPC (process decision program chart)

Alat-alat ini digunakan oleh tingkatan manajemen pada saat perencanaan, sehingga permasalahan yang dipecahkan umumnya bersifat kualitatif menggunakan data verbal.

Penggunaan data verbal ini karena belum ada data numerik, sehingga 7 New Quality Tools sering juga digolongkan sebagai teknik kualitatif.

Sebaliknya, 7 Basic Quality Tools yang menjadi metode standar sebelumnya, digolongkan sebagai teknik kuantitatif.

Namun penggolongan diatas tidak tepat, karena fishbone diagram dan flowchart adalah teknik kualitatif, sedangkan matrix data analysis adalah teknik kuantitatif.

Hubungan Quality Tools versi lama dan baru

Versi Dahlgaard, Kristensen, & Kanji

Berikut adalah pembagian golongan antara 7 Basic Quality Tools (versi lama) dan 7 New Quality Tools (versi baru).

Pembagian ini ada didalam teknik manajemen kualitas (Quality Management) menurut “Dahlgaard, Kristensen, & Kanji”.

Teknik QM (Quality Management) :

1. Kuantitatif :
  • Teknik versi lama : Histogram, Check Sheet, Scatter diagram, SPC, Pareto chart
  • Teknik versi baru : Matrix data analysis
  • Teknik lanjut (advanced) : DoE (Design of Experiment)
2. Kualitatif :
  • Teknik versi lama : Fishbone diagram, Flow chart
  • Teknik versi baru : Interrelationship diagram, Matrix diagram, Affinity diagram, Tree diagram, PDPC, activity network diagram
  • Teknik lanjut (advanced) : Analytical Hierarchies

Versi Nayatani

Sedangkan menurut Nayatani, berikut adalah hubungan antara versi lama dan versi baru dari Quality Tools diatas.

Jenis Data

Fakta-fakta menghasilkan 2 jenis data yaitu :

  1. Data Numerik : Teknik versi lama mendefinisikan masalah setelah mengumpulkan data numerik.
  2. Data Verbal : Teknik versi baru mendefinisikan masalah sebelum mengumpulkan data numerik.

Kemudian, keluaran dari tool-tool diatas diorganisasikan untuk menghasilkan informasi yang diharapkan.

Sifat Data

Berikut adalah perbandingan sifat antara teknik versi lama dan versi baru dari Quality Tools :

7 Basic Quality Tools7 New Quality Tools
• Mendefinisikan masalah setelah memperoleh data numerik. • Pendekatan analitis.• Mendefinisikan masalah dengan data verbal (sebelum memperoleh data numerik). • Mengumpulkan ide dan memformulasikan rencana.
tabel perbandingan sifat antara 7 Basic Quality Tools dan 7 New Quality Tools

Kedua versi quality tools diatas saling melengkapi antara satu dengan yang lain dalam memecahkan masalah yang berhubungan dengan kualitas.

Terutama dalam rangka mengumpulkan fakta-fakta menjadi data.

Jadi setiap pengguna dapat memilih apakah ingin menyediakan data dalam bentuk data numerik atau data lisan (verbal).

Tujuan akhir dari keduanya adalah untuk mendapatkan informasi yang diinginkan.

Menurut Nayatani :

Informasi itu penting, karena tanpa informasi, kita tidak akan memperoleh pengetahuan yang diperlukan untuk mencapai tujuan (memecahkan masalah yang berhubungan dengan kualitas).

Nayatani

Seperti halnya Basic Quality Tools versi lama, pada versi baru juga tetap mengacu kepada prinsip manajemen kualitas yaitu berbicara dengan fakta.

Kedua alat bantu kualitas tersebut cukup mudah dipahami, baik oleh orang yang bekerja di bidang engineering maupun di luar bidang engineering.

7 New Quality Tools

Berikut adalah penjelasan singkat mengenai tool-tool atau alat bantu yang ada didalam 7 New Quality Tools :

1. Affinity Diagram

Affinity diagram adalah alat bantu kualitas untuk mengumpulkan “gagasan, opini, masalah, solusi, dan sebagainya” yang bersifat data verbal, melalui sesi curah pendapat (brainstorming).

Kemudian mengelompokkannya ke dalam kelompok-kelompok yang sesuai dengan hubungan secara alami.

Metode ini diciptakan pada tahun 1960 an oleh Jiro Kawakita, seorang antropolog Jepang, sehingga sering disebut juga metode KJ (sesuai inisial penemunya, Kawakita Jiro).

Metode ini biasa digunakan untuk menentukan dengan akurat (pin pointing) masalah dalam situasi yang kacau (chaotic) untuk menghasilkan strategi solusi dalam penyelesaian masalah tersebut.

Oleh karena itu, metode ini membutuhkan keterlibatan semua pihak dalam organisasi.

Selanjutnya, Affinity diagram dapat dijadikan masukan untuk membuat sebuah fishbone diagram.

Gambar di bawah ini adalah contoh affinity diagram :

affinity diagram dalam 7 New Quality Tools
contoh affinity diagram, sumer / source : leanyourcompany.com

2. Interrelationship Diagram

Interrelationship diagram disebut juga dengan diagram keterkaitan masalah.

Merupakan alat untuk analisa hubungan sebab akibat dari berbagai masalah yang kompleks.

Sehingga kita dapat dengan mudah membedakan persoalan apa yang merupakan driver (pemicu terjadinya masalah), dan persoalan apa yang merupakan outcome (akibat dari masalah).

Gambar di bawah ini adalah contoh interrelationship diagram :

interrelationship diagram
contoh interrelationship diagram, sumer/source : free-management-ebooks.com

3. Tree Diagram

Tree diagram adalah teknik untuk memecahkan masalah dalam berbagai konsep secara lebih terperinci ke dalam berbagai sub komponen, atau tingkat yang lebih rendah dan detail.

Berbagai konsep yang dimaksud adalah seperti : kebijakan, target, tujuan, sasaran, gagasan, persoalan, tugas-tugas, atau aktivitas-aktivitas.

Bentuk Tree Diagram dimulai dengan satu item yang bercabang menjadi dua atau lebih, masing-masing cabang kemudian bercabang lagi menjadi dua atau lebih.

Demikian seterusnya sehingga nampak seperti sebuah pohon dengan banyak batang dan cabang.

Tree Diagram telah digunakan secara luas dalam perencanaan, desain, dan pemecahan masalah tugas-tugas yang kompleks.

Alat ini biasa digunakan dalam suatu perencanaan, yakni untuk memecahkan sebuah tugas ke dalam berbagai item yang dapat dikelola (manageable) dan ditugaskan (assignable).

Penyelidikan suatu masalah juga menggunakan tree diagram, untuk menemukan komponen rinci dari setiap topik masalah yang kompleks.

Penggunaan alat ini disarankan jika risiko-risiko dapat diantisipasi tetapi tidak mudah diidentifikasi.

Tree diagram lebih baik ketimbang interrelationship diagram untuk memecah masalah, dimana masalah tersebut bersifat hirarkis.

Oleh karena itu, gunakan alat  ini hanya untuk masalah-masalah yang dapat dipecahkan secara hirarkis.

Gambar di bawah ini adalah contoh Tree diagram :

Tree Diagram
contoh Tree diagram, sumber/source : slideteam.net

4. Matrix Diagram

Matrix diagram adalah alat yang sering digunakan untuk menggambarkan tindakan yang diperlukan untuk perbaikan proses atau produk.

Matrix diagram selalu terdiri dari baris dan kolom yang menggambarkan hubungan dua atau lebih faktor.

Digunakan untuk mendapatkan informasi tentang sifat dan kekuatan dari masalah sehingga kita bisa mendapatkan ide-ide untuk memecahkan masalah.

Gambar di bawah ini adalah contoh matrix diagram :

Matrix Diagram dalam 7 New Quality Tools
contoh matrix diagram, sumber/source : slideplayer.com

5. Matrix Data Analysis

Matrix data analysis adalah alat yang digunakan untuk mengambil data yang ditampilkan dalam  matrix diagram dan mengaturnya.

Sehingga dapat lebih mudah diperlihatkan dan ditunjukkan kekuatan hubungan antar variabel.

Hubungan antara variabel data yang ditampilkan pada kedua sumbu diidentifikasi dengan menggunakan simbol-simbol untuk derajat kepentingan atau data numerik untuk evaluasi.

Menurut Michalski (1997), alat ini paling sering digunakan sebagai tampilan karakteristik data untuk kepentingan pelaksanaan riset pasar dan menjelaskan produk dan jasa.

Gambar di bawah ini adalah contoh matrix data analysis :

Matrix data analysis dalam 7 New Quality Tools
contoh matrix data analysis, sumber/source : syque.com

6. Activity Network Diagram

Activity network diagram adalah alat yang digunakan untuk merencanakan atau menjadwalkan proyek.

Untuk menggunakannya, kita harus mengetahui urutan tugas-tugas beserta durasinya.

Beberapa versi activity network diagram yang luas pemakaiannya adalah:

  • CPM (critical path method)
  • PERT (program evaluation and review technique)
  • PDM (precedence diagram method)

Gambar di bawah ini adalah contoh activity network diagram :

activity network diagram
contoh activity network diagram, sumer/source : syque.com

7. PDPC (Process Decision Program Chart)

PDPC adalah diagram untuk memetakan rencana kegiatan beserta situasi yang mungkin terjadi.

Sehingga PDPC bukan saja dibuat untuk tujuan pemecahan akhir dari suatu masalah, tetapi juga untuk menanggulangi kejutan risiko yang mungkin terjadi.

Dengan kata lain, PDPC digunakan untuk merencanakan skenario jika pada situasi tertentu terjadi masalah.

Kita telah merencanakan bagaimana kemungkinan penyelesaian masalahnya, sehingga kita siap untuk menanganinya.

Gambar di bawah ini adalah contoh PDPC :

PPDC dalam 7 New Quality Tools
contoh PDPC, sumber/source : standarku.com

Demikian artikel dari standarku.com mengenai Standar Metode 7 New Quality Tools.

Mohon saran dari pembaca untuk kelengkapan isi artikel ini.

Silahkan saran tersebut dapat disampaikan melalui kolom komentar.

Baca artikel lain :

Sumber referensi :

  • JUSE (Union of Japanese Scientists and Engineers)
  • leanyourcompany.com
  • free-management-ebooks.com
  • slideteam.net
  • Dahlgaard, Kristensen, & Kanji, 2002
  • Nayatani, Eiga, Futami, Miyagawa, & Loftus, The seven new QC tools : Practical applications for managers, 1994
  • Kusnadi, Curah Pendapat dengan Affinity Diagram – Metode Kawakita Jiro atau KJ Method, 2012
  • Kusnadi, Membuat Diagram Keterkaitan Masalah atau Interrelationship Diagram, 2012
  • Kusnadi, Pemecahan Masalah dengan Tree Diagram atau Diagram Pohon, 2012
  • Kusnadi, Tentang Matrix Diagram, 2012
  • Michalski, 1997, p. 287
  • Kusnadi, Activity Network Diagram (Bagian Kedua) — Prosedur Penjadwalan Proyek, 2012
  • Kusnadi, Process Decision Program Chart (PDPC), 2012

Leave a Comment