Hipotesis : definisi, klasifikasi, contoh

Hipotesis adalah dugaan sementara terhadap suatu masalah atau peristiwa, yang masih harus dibuktikan kebenarannya.

Dapat juga diartikan sebagai jawaban yang masih bersifat sementara terhadap suatu masalah yang sifatnya masih praduga.

Karena masih harus dibuktikan terlebih dahulu akan kebenarannya melalui sebuah penelitian atau percobaan.

Definisi Hipotesis

Asal muasal istilah ini berasal dari 2 kata dalam bahasa Yunani, yakni :

  • hypo : artinya “di bawah, kurang dari”
  • thesis : artinya “pendirian, pendapat, kepastian”.

Jadi dapat diartikan bahwa hipotesis adalah “pendapat yang masih kurang” atau “pendapat yang akan dibuktikan kebenarannya”.

Pengertian menurut Moh. Nazir (1998: 182), merupakan “sebuah jawaban sementara dalam sebuah penelitian yang perlu diuji kebenarannya”.

Jadi “kurang” yang dimaksud diatas adalah belum adanya pembuktian benar atau tidaknya hipotesis tersebut.

Secara sederhana, kita bisa mengumpamakan hipotesis seperti sebuah perkiraan atau dugaan akan kemungkinan terjadinya sesuatu.

Contohnya, ketika kita melihat langit mendung dan petir menyambar-nyambar mungkin kita akan mempersiapkan mantel atau payung karena kita memperkirakan bahwa hujan akan segera turun.

Dalam suatu penelitian, perkiraan ini juga dibuat.

Hanya saja, dalam menyusunnya harus didasari dengan teori-teori ilmiah ataupun hasil observasi supaya pembuktian yang dihasilkan dalam penelitiannya dapat dipercaya.

Perkiraan tersebut juga akan diuji dengan melakukan eksperimen atau observasi.

Memiliki pemahaman yang baik tentang hipotesis dan penyusunannya penting dalam menyusun sebuah penelitian.

Bahkan banyak orang percaya bahwa tanpa adanya hipotesis maka sains tidak dapat berkembang atau bahkan tidak ada sains sama sekali.

Selain itu, juga berfungsi sebagai arahan pengumpulan data dan penafsirannya.

Dengan memilikinya, seorang peneliti akan lebih mudah dalam merencanakan teknik pengumpulan dan penafsiran data penelitiannya karena sudah mengetahui apa saja yang dibutuhkan untuk membuktikan hipotesis yang dibuat.

Sebutan lain bagi istilah ini adalah “dugaan, anggapan, perkiraan”, dan lain sebagainya.

Dugaan adalah kebenaran yang bersifat sementara, yang akan diuji kebenarannya dengan data yang dikumpulkan melalui penelitian.

Hipotesis dinyatakan teruji kebenarannya apabila semua bukti kejadian yang ada tidak bertentangan dengan pernyataan didalamnya.

Dalam upaya untuk membuktikannya, seorang peneliti bisa dengan kesengajaan membuat suatu gejala atau bukti kejadian.

Kesengajaan ini disebut percobaan atau eksperimen.

Suatu hipotesis yang telah teruji kebenarannya disebut dengan “teori”.

Contoh

Perhatikan contoh berikut untuk memahaminya lagi :

  • Ketika di langit terlihat adanya awan hitam yang pekat, maka seseorang bisa menyimpulkan (menduga-duga) berdasarkan pengalamannya bahwa (karena langit mendung, maka…) sebentar lagi hujan akan turun.
  • Apabila ternyata beberapa saat kemudian hujan benar turun, maka dugaan tersebut dinyatakan terbukti benar.
  • Secara ilmiah, dugaan ini disebut hipotesis.
  • Namun, apabila ternyata tidak turun hujan, maka hipotesisnya dinyatakan tidak terbukti atau keliru.

Hipotesis dalam Penelitian

Definisi Hipotesis Penelitian adalah jawaban sementara terhadap pertanyaan-pertanyaan dalam penelitian.

Pada umumnya, pengertian yang banyak digunakan adalah “jawaban sementara penelitian”.

Jadi, dapat diartikan bahwa hipotesis adalah :

  • jawaban sementara yang oleh peneliti ditetapkan untuk kemudian dapat dibuktikan kebenarannya melalui langkah-langkah ilmiah penelitian.
  • suatu istilah ilmiah yang digunakan dalam rangka kegiatan ilmiah yang mengikuti kaidah-kaidah berpikir secara sadar, teliti, dan terarah.

Walaupun dapat berperan sebagai arah dan pedoman kerja dalam penelitian, namun tidak semua penelitian harus memiliki hipotesis.

Penggunaan dalam suatu penelitian tergantung pada masalah atau tujuan penelitian tersebut, seperti misalnya pada :

  • Penelitian Eksplorasi , tujuannya untuk menggali dan mengumpulkan sebanyak mungkin data atau informasi yang tidak menggunakan hipotesis.
  • Penelitian Deskriptif, banyak yang berpendapat bahwa penelitian ini tidak menggunakannya juga. Hal ini karena hanya membuat deskripsi atau mengukur secara cermat tentang fenomena yang diteliti. Namun ada juga yang menganggap penelitian deskriptif dapat menggunakannya.

Sedangkan, dalam penelitian penjelasan yang bertujuan menjelaskan hubungan antar-variabel adalah keharusan untuk menggunakannya.

Fungsi penting dari hipotesis di dalam penelitian adalah :

  • Untuk menguji teori,
  • Mendorong munculnya teori,
  • Menerangkan fenomena sosial,
  • Sebagai pedoman untuk mengarahkan penelitian,
  • Memberikan kerangka untuk menyusun kesimpulan yang akan dihasilkan.

Pengertian Menurut Ahli

Berikut adalah beberapa pengertian berdasarkan para ahli atau pakar :

Djarwanto

Secara etimologis, kata hipotesis berasal dari dua kata yaitu kata hypo yang berarti “kurang dari” dan thesis yang berarti pendapat. Jadi, hipotesis adalah suatu pendapat atau kesimpulan yang belum final, yang harus diuji kebenarannya (Djarwanto, 1994: 13).

Zikmund

Menurut Zikmund, hipotesis adalah proposisi atau dugaan yang belum terbukti. Jadi hipotesis masih bersifat tentatif. Pernyataan hipotesis hanya menjelaskan fenomena dan kemungkinan jawaban atas pertanyaan penelitian. Jawaban sesungguhnya didapatkan setelah penelitian dilakukan.

Donald Ary

Hipotesis adalah suatu pernyataan sementara yang diajukan untuk memecahkan suatu masalah, atau untuk menerangkan suatu gejala (Donald Ary, 1992 : 120).

Nasution

Nasution menjelaskan hipotesis adalah dugaan tentang apa yang kita amati. Dugaan ini adalah bentuk upaya kita untuk memahami suatu masalah atau fenomena.

Moh.Nazir

Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang kebenarannya harus diuji secara empiris (Moh.Nazir, 1998: 182).

Kerlinger

Kerlinger menerangkan hipotesis adalah pernyataan dugaan hubungan antara dua variabel atau lebih. Jadi hipotesis selalu berbentuk kalimat pernyataan. isinya adalah penjelasan tentang hubungan variabel secara umum maupun khusus.

Sugiyono

Pendapat menurut Sugiyono ini termasuk pendapat yang paling sering dipakai akademisi.

Hipotesis menurut Sugiyono adalah jawaban sementara dari rumusan masalah.

Hipotesis ditinjau dalam hubungannya dengan :

  • variabel penelitian, adalah pernyataan tentang keterkaitan antara variabel-variabel (hubugan atau perbedaan antara dua variabel atau lebih).
  • teori ilmiah, merupakan deduksi dari teori ilmiah (pada penelitian kuantitatif) dan kesimpulan sementara sebagai hasil observasi untuk menghasilkan teori baru (pada penelitian kualitatif).

Suryabrata

Secara teknis, hipotesis adalah pernyataan mengenai keadaan populasi yang akan diuji kebenarannya berdasarkan data yang diperoleh dari sampel penelitian (Sumadi Suryabrata, 1991 : 49).

Suryabrata menjelaskan dalam beberapa hal.

Secara teknis, diartikan sebagai pernyataan mengenai keadaan populasi yang akan diuji atau diteliti.

Penelitian ini berdasarkan data yang diambil dari sampel penelitian.

Sementara itu secara statistik, hipotesis adalah pernyataan mengenai keadaan parameter yang diuji melalui sampel statistik.

Secara statistik, hipotesis adalah pernyataan mengenai keadaan parameter yang akan diuji melalui statistik sample (Sumadi Suryabrata, 2000 : 69).

Tak sampai di situ, Suryabrata juga menjelaskan hipotesis ditinjau dari hubungan variabel. Hipotesis adalah pernyataan tentang hubungan keterkaitan antara variabel. lantas bagaimana dengan teori ilmiah?

Jadi ditinjau dari hubungan dengan teori ilmiah, hipotesis adalah deduksi dari teori ilmiah dalam penelitian kuantitatif.

Sedangkan dalam penelitian kualitatif hipotesis adalah kesimpulan sementara sebagai hasil observasi untuk hasilkan teori baru.

Karakteristik Hipotesis

Suatu hipotesis dapat diuji apabila dapat dirumuskan dengan benar, kegagalan merumuskannya akan mengaburkan hasil penelitian.

Meskipun hipotesis telah memenuhi syarat secara proporsional, jika teori ini masih abstrak bukan saja membingungkan prosedur penelitian, melainkan juga sukar diuji secara nyata.

Untuk dapat memformulasikan dengan baik dan benar, sedikitnya harus memiliki beberapa ciri-ciri pokok.

Ciri pokok

Ciri-ciri tersebut bahwa Hipotesis :

  • Diturunkan dari teori untuk menjelaskan masalah dan dinyatakan dalam beberapa proposisi. Jadi merupakan jawaban atau dugaan sementara atas masalah yang dirumuskan.
  • Dinyatakan secara jelas, dalam istilah yang benar dan secara operasional.
  • Menyatakan variasi nilai sehingga dapat diukur secara empiris dan memberikan gambaran mengenai fenomena yang diteliti.
  • Bebas nilai, artinya nilai-nilai yang dimiliki peneliti dan preferensi subyektivitas tidak diperbolehkan didalamnya maupun dalam pendekatan ilmiah.
  • Dapat diuji, maka instrumen harus ada (atau dapat dikembangkan) yang akan menggambarkan ukuran yang valid dari variabel yang terkait. Kemudian juga dapat diuji dengan metode yang tersedia yang dapat digunakan untuk mengujinya sebab peneliti dapat merumuskan hipotesis yang bersih, bebas nilai, dan spesifik, serta menemukan bahwa tidak ada metode penelitian untuk mengujinya.
  • Bersifat spesifik yang menunjuk kenyataan sebenarnya. Penelitian harus bersifat spesifik yang menunjuk kenyataan yang sebenarnya.
  • Menyatakan perbedaan atau hubungan antar-variabel.

Ciri menurut Suryabrata

Berikut adalah ciri-ciri menurut Sumadi Suryabrata (2000:70):

  • Hubungan 2 variabel : Menyatakan hubungan antara sekurang-kurangnya dua variabel, yang terdiri dari variabel bebas dan variabel terikat.
  • Bentuk Kalimat : Dinyatakan dalam bentuk kalimat pernyataan atau deklaratif, tidak dalam bentuk kalimat tanya ataupun perintah.
  • Dirumuskan dengan jelas, juga harus mudah dimengerti dengan kalimat yang padat.
  • Masih harus dan dapat diuji kebenarannya.

Apa itu variabel bebas dan variabel terikat? Berikut penjelasannya :

Variabel bebas adalah variabel dalam suatu penelitian yang perubahannya mempengaruhi variabel terikat (J. R. Fraenkel & N. E. Wallen, 2009).

Maka, variabel terikat adalah variabel yang terpengaruh oleh variabel bebas yang ada.

Contoh : “intensitas cahaya mempengaruhi kualitas fotosintesis.”

Maka dapat disimpulkan bahwa :

  • Intensitas cahaya merupakan variabel bebas,
  • sedangkan kualitas fotosintesis merupakan variabel terikat.

Klasifikasi Hipotesis

Menurut Nasution (2020), jenis hipotesis dapat dibagi menjadi dua kelompok yakni berdasarkan rumusan dan proses memperolehnya.

Berdasarkan rumusan

Ada beberapa jenis yang dapat diklasifikasikan berdasarkan rumusannya dan proses pemerolehannya.

a. Ditinjau dari rumusannya, dibedakan menjadi :

Hipotesis Kerja (H1/Ha)

Hipotesa kerja, yaitu jawaban sementara “yang sebenarnya” yang merupakan sintesis dari hasil kajian teoritis. Hipotesa kerja biasanya disingkat H1 atau Ha.

Hipotesis ini merupakan dugaan sebenarnya yang disimpulkan dari kajian teori-teori ilmiah yang didapatkan.

Contoh : “ada pengaruh intensitas matahari terhadap kualitas fotosintesis”.

Rumus statistik: Ha: X1>X2

Artinya, hipotesis kerja menyatakan rata-rata kelompok 1 lebih besar dari kelompok 2.

Hipotesis nol atau null hypothesis (Ho)

Ini merupakan pernyataan yang berlawanan dari hipotesis kerja. Hipotesis nol dibuat untuk ditolak, sedangkan hipotesis kerja untuk diterima setelah melakukan pengujian hipotesis (Sudarwan Danim dan Darwis, 2003: 171)

Jadi, Hipotesa nol atau statistik merupakan lawan dari hipotesa kerja, dan sering disingkat Ho.

Contoh : Tidak ada pengaruh intensitas matahari terhadap kualitas fotosintesis

Rumus statistik : Ho: X1=X2

Artinya, hipotesa nol menyatakan bahwa rata-rata kelompok 1 dan kelompok 2 sama.

Beberapa peneliti merumuskannya dalam bentuk H1 dan Ho untuk satu permasalahan penelitian.

Hal ini didasari atas pertimbangan bahwa Ho “sengaja” dipersiapkan untuk ditolak, sedangkan H1 “dipersiapkan” untuk diterima (Sudarwan Danim dan Darwis, 2003:171).

b. Ditinjau dari proses pemerolehannya, dibedakan menjadi Hipotesis :

  • induktif, yaitu hipotesa yang dirumuskan berdasarkan pengamatan (observasi) untuk menghasikan teori baru, pada penelitian kualitatif.
  • deduktif, merupakan hipotesa yang dirumuskan dari hasil pengumpulan atau pemahaman teori-teori ilmiah yang sudah ada dan biasanya digunakan dalam penelitian kuantitatif.

Hubungan antara hipotesa dengan observasi dan teori ilmiah pada hipotesis induktif dan deduktif dapat divisualisasikan sebagai berikut (Trochim, 2005).

Berdasarkan Bentuknya

Berdasarkan Bentuknya, terdapat 3 jenis yakni : Deskriptif, Komparatif dan Asosiatif.

Hipotesis Deskriptif

Jenis ini adalah dugaan atau jawaban sementara terhadap permasalahan yang bersifat deskriptif atau permasalahan yang berhubungan dengan variabel tunggal.

Contoh 1 :

Misalnya ada seorang peneliti yang ingin mengetahui bahwa, apakah Jamu Merk A yang dijual di pasaran mengandung bahan kimia berbahaya.

Maka peneliti tersebut kemudian menyusun sebuah rumusan masalah sebagai berikut: apakah Jamu Merk A yang dijual di pasaran mengandung bahan kimia berbahaya?

Didalam penelitian tersebut, variabel yang digunakan ialah variabel tunggal, yaitu Jamu Merk A yang dijual pasaran.

Maka oleh karena itu, hipotesa yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah Hipotesis Deskriptif.

Selanjutnya ada dua pilihan yang dapat dibuat oleh peneliti tersebut sesuai dengan konsep teori yang digunakannya, yaitu:•           

  • H0 : Jamu yang dijual di pasaran tersebut mengandung bahan kimia berbahaya. Atau:
  • H1 : Jamu yang dijual di pasaran tersebut tidak mengandung bahan kimia berbahaya.
Contoh 2 :

Sebagai contoh, peneliti ingin meneliti masalah kandungan zat berbahaya dalam makanan. Rumusan masalahnya: apakah bakso yang dijual di Pasar Sumbersari mengandung boraks?

Penelitian ini hanya punya satu variabel yakni bakso di pasar Sumbersari.

Penelitian ini bersifat deskriptif karena hanya menjelaskan apakah ada kandungan boraks di dalam bakso atau tidak.

Jadi dugaan sementara ada 2 yakni bakso di Pasar Sumbersari mengandung boraks (H1) atau bakso di Pasar Sumbersari tidak mengandung boraks (H0).

Contoh 3 :

Seberapa besar rata-rata penurunan Hemoglobin pada penderita Demam Berdarah Dengue?

Rumusan: H0: rata-rata penurunan hemoglobin pada penderita Demam Berdarah Dengue adalah 200.000.

Seberapa besar angka pengangguran di Provinsi A Tahun 2020?

Rumusan: H1: Angka Pengangguran di Provinsi A Tahun 2020 adalah 10%.

Hipotesis Komparatif

Jenis ini adalah sebuah dugaan atau jawaban sementara terhadap rumusan masalah yang sifatnya untuk menjawab pertanyaan perbandingan atau komparasi antara 2 variabel.

Contoh 1 :

Seorang peneliti ingin mengetahui adanya perbedaan antara tingkat kematian kasus virus corona dan kasus virus flu burung. Apakah keduanya mempunyai tingkat kematian yang sama atau berbeda.

Maka selanjutnya dalam penelitian tersebut, peneliti menggunakan variabel yang bersifat jamak.

Pada Variabel yang pertama digunakan untuk menilai tingkat kematian akibat virus Corona, dan yang kedua adalah tingkat kematian akibat virus flu burung.

Maka oleh karena itu, dalam permasalahan tersebut, hipotesis yang digunakan ialah Hipotesis Komparatif atau perbandingan.

Karena didalamnya berisi tentang perbandingan antara dua variabel yaitu tingkat kematian akibat virus corona dan tingkat kematian akibat virus flu burung.

Selanjutnya ada 2 pilihan yang dapat dibuat oleh peneliti tersebut yang sesuai dengan konsep keilmuannya, yaitu:

  • H0 : Tingkat kematian akibat virus corona tidak berbeda dengan tingkat kematian akibat virus flu burung. Atau:
  • H1 : Tingkat kematian akibat virus corona berbeda dengan tingkat kematian akibat virus flu burung.
Contoh 2 :

Misalnya akan meneliti antara perilaku penggemar Korean Pop (K-Pop) dan perilaku penggemar Japanese Pop (J-Pop).

Kita akan membandingkan dua perilaku penggemar tersebut.

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel. Bentuk penelitiannya adalah perbandingan dua variabel tersebut.

Lantas, rumusan masalah yang muncul adalah bagaimana perilaku dua kelompok penggemar tersebut? Apakah terdapat persamaan dan perbedaan perilaku?

Maka hipotesisnya adalah:

  • Penggemar K-Pop memiliki perilaku yang sama dengan perilaku penggemar J-Pop atau
  • Penggemar K-Pop memiliki perilaku yang berbeda dengan perilaku penggemar J-Pop.
Contoh 3 :

Apakah terdapat perbedaan hasil belajar matematika antara metode konvensional dengan metode modern?

  • H0: Tidak terdapat perbedaan hasil belajar matematika antara metode konvensional dengan metode modern.
  • H1: Terdapat perbedaan hasil belajar matematika antara metode konvensional dengan metode modern.

Apakah terdapat perbedaan kejadian pre eklampsia antara ibu primigravida dengan multigravida?

  • H0: Tidak terdapat perbedaan kejadian pre eklampsia antara ibu primigravida dengan multigravida.
  • H1: Terdapat perbedaan kejadian pre eklampsia antara ibu primigravida dengan multigravida.

Selanjutnya, apakah ada perbedaan kematian larva antara kadar larutan A dengan B?

  • H0: Tidak terdapat perbedaan kematian larva antara kadar larutan A dengan B.
  • H1: Terdapat perbedaan kematian larva antara kadar larutan A dengan B.

Hipotesis Asosiatif

Jenis ini adalah sebuah jawaban sementara terhadap rumusan masalah yang didalamnya untuk menjawab pertanyaan adakah hubungan antara dua variabel penelitian.

Jadi bila kita meneliti hubungan (asosiasi) variabel-variabel penelitian, maka hipotesis ini yang digunakan.

Contoh 1 :

Ada seorang peneliti yang akan meneliti apakah tingkat keparahan akibat infeksi virus corona berhubungan dengan jenis kelamin penderita?

Sehingga peneliti tersebut akan membuat rumusan masalah sebagai berikut: Apakah tingkat keparahan akibat infeksi virus corona berhubungan dengan jenis kelamin penderita?

Maka dalam rumusan masalah tersebut, variabel yang digunakan dalam penelitian adalah variabel jamak.

Pada Variabel yang pertama adalah tingkat keparahan akibat infeksi virus corona. Sedangkan variabel kedua adalah jenis kelamin penderita.

Maka oleh karena itu, dalam menjawab permasalahan tersebut, hipotesa penelitian yang digunakan adalah Hipotesis Asosiatif.

Karena didalamnya mengandung makna untuk menilai adanya hubungan antara dua variabel penelitian.

Selanjutnya ada dua pilihan yang dapat dibuat oleh peneliti tersebut sesuai dengan konsep teori yang digunakannya, yaitu:

  • H0: Tingkat keparahan akibat infeksi virus corona tidak dipengaruhi oleh jenis kelamin penderita. Atau
  • H1: Tingkat keparahan akibat infeksi virus corona dipengaruhi oleh jenis kelamin penderita.
Contoh 2 :

Apakah terdapat hubungan antara merokok dengan penyakit kanker?

Rumusan:

  • H0: Tidak terdapat hubungan antara merokok dengan penyakit kanker.
  • H1: Terdapat hubungan antara merokok dengan penyakit kanker.

Apakah ada pengaruh gaya kempemimpinan terhadap kinerja karyawan?

  • H0: Tidak ada pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja karyawan.
  • H1: Ada pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja karyawan.

Apakah terdapat pengaruh jumlah komisaris independen terhadap return saham?

  • H0: Tidak terdapat pengaruh jumlah komisaris independen terhadap return saham.
  • H1: Terdapat pengaruh jumlah komisaris independen terhadap return saham.
Contoh 3 :

Kita akan meneliti tentang hubungan antara perilaku aktor negara dengan kebijakan luar negeri.

Dalam penelitian ada 2 variabel yani perilaku aktor negara dan kebijakan luar negeri.

Sebagai peneliti, kita ingin meneliti hubungan keduanya.

Pertanyaan yang muncul: apakah perilaku aktor negara berpengaruh terhadap kebijakan luar negeri?

Nah, hipotesis yang didapatkan bisa dua kemungkinan:

  1. Perilaku aktor negara berpengaruh terhadap kebijakan luar negeri
  2. Perilaku aktor negara tidak berpengaruh terhadap kebijakan luar negeri.

Namun karena ini masih hipotesis maka kebenarannya harus ditemukan melalui serangkaian penelitian.

Hasil penelitian nantinya bisa jadi mendukung hipotesis atau justru membantah hipotesis.

Apapun temuan atau hasil penelitian adalah benar selama metodologi penelitian juga terukur.

Meski hipotesis dan hasil penelitian tidak sama, bukan berarti hasilnya salah.

Perbedaan atau persamaan hipotesis dengan hasil penelitian itu wajar dan tidak ada yang jauh lebih benar. Keduanya adalah benar.

Hipotesis Statistik

Jenis ini adalah pernyataan matematis tentang populasi yang diteliti.

Dimana dinyatakan dalam simbol-simbol matematika, jadi pernyatan mengenai hubungan variabel digambarkan dalam simbol matematika.

Pembagiannya menjadi Hipotesis Alternatif ( Ha) dan Hipotesis Nol (H0).

Jenis ini serupa dengan hipotesis deskriptif. Namun terdapat perbedaan dalam penyebutan hipotesisnya.

Ha adalah hipotesis yang menyatakan perbedaan satu variabel dengan variabel lainnya.

Akan tetapi Ha ini juga bisa diartikan adanya hubungan satu variabel dengan variabel lainnya.

Sedangkan H0 kebalikan dari Ha, dimana disini menyatakan tidak hubungan antar variabel.

Selain itu juga dipakai untuk menyatakan tidak ada perbedaan atau tidak pengaruh antar variabel.

Hipotesis Statistik juga dapat dibedakan menjadi Hipotesis Dua Arah dan Satu Arah.

Contoh :

Ha         :  m1≠ m2 (dua-arah) (kurang spesifik)

Ha         :  m1 > m2 (satu-arah) (tepat dan spesifik)

Tahapan Pembentukan

Berikut adalah beberapa tahap pembentukan secara umum :

Penentuan Masalah

Dilakukan dengan berdasarkan atas penalaran ilmiah, karena adanya sesuatu keadaan atau peristiwa yang tidak dapat diterangkan berdasarkan hukum atau teori atau dalil ilmu yang sudah diketahui.

Penalaran ini dilakukan dengan perumusan yang tepat serta dalam penentuan masalah tersebut melalui proses perumusan masalah.

Pendahuluan

Disebut juga dengan hipotesis preliminer (preliminary hypothesis)

Merupakan dugaan atau anggapan sementara yang menjadi pangkal bertolak dari semua kegiatan, yang juga digunakan dalam penalaran ilmiah.

Tanpa preliminer ini, maka pengamatan bisa jadi tidak akan terarah.

Fakta yang terkumpul mungkin tidak akan dapat digunakan untuk menyimpulkan suatu konklusi, karena tidak relevan dengan masalah yang dihadapi.

Karena tidak dirumuskan secara eksplisit dalam penelitian, preliminary hypothesis dianggap bukan hipotesis dari keseluruhan penelitian.

Namun hanya hipotesis yang digunakan untuk melakukan uji coba sebelum penelitian sebenarnya dilaksanakan.

Pengumpulan Fakta

Dalam penalaran ilmiah, di antara berbagai fakta yang ada, hanya dipilih fakta-fakta yang relevan dengan preliminary hypothesis dengan perumusan yang didasarkan pada ketelitian dan ketepatan dalam memilih fakta.

Formulasi

Pembentukan hipotesis dapat dilakukan melalui ilham atau ide atau intuisi, dimana hal ini mengesampingkan logika.

Hipotesis diciptakan saat terdapat hubungan tertentu di antara sejumlah fakta.

Terdapat sebuah kisah yang dapat menjadi contoh yang menggambarkan sifat penemuan nya :

Diceritakan bahwa sebuah apel jatuh dari pohon ketika Newton tidur di bawahnya, dan teringat olehnya bahwa semua benda pasti jatuh, dan seketika itu tercipta suatu hipotesa yang dikenal dengan hukum gravitasi.

Ternyata hipotesis menjadi kunci penting dalam adanya sains.

Pengujian

Dilakukan dengan cara mencocokkan hipotesis dengan keadaan yang dapat diamati, atau dalam istilah ilmiah disebut juga dengan istilah “verifikasi” atau pembenaran.

Apabila hipotesis yang sudah dikemukakan terbukti dan sesuai dengan fakta, maka disebut sebagai “konfirmasi”.

Istilah “falsifikasi” atau penyalahan dikemukakan jika dalam usaha menemukan fakta dalam pengujian hipotesis tersebut ternyata tidak sesuai.

Jika upaya tersebut tidak berhasil, maka hipotesis tidak terbantah oleh fakta yang dinamakan “koroborasi” atau corroboration.

Hipotesis yang sering mendapat konfirmasi atau koroborasi dapat disebut “teori”.

Apa yang dimaksud dengan h0 dan h1 pada pengujian ini?

Hipotesis nol atau H0 adalah sebuah pernyataan yang didalamnya tidak ada perbedaan antara parameter dengan statistik.

Sedangkan lawan dari H0 ialah hipotesis alternatif atau biasa disebut H1 atau Ha, yang didalamnya menyatakan adanya perbedaan antara parameter dan statistik.

Berdasarkan pemahaman tersebut, maka kita dapat menjawab sebuah pertanyaan: Hipotesis ada berapa? Hipotesis ada 2 yaitu H0 dan Ha.

Aplikasi atau Penerapan

Apabila hipotesis ternyata benar dan dapat dijadikan sebagai ramalan atau dalam istilah ilmiah disebut prediksi, ramalan tersebut harus terbukti cocok dengan fakta.

Kemudian harus dapat diverifikasikan atau dilakukan koroborasi dengan fakta.

Tujuan Hipotesis

Secara umum, kegunaannya adalah seperti berikut :

  • Memberikan penjelasan sementara tentang gejala
  • Memudahkan perluasan pengetahuan dalam bidang tertentu
  • Memberikan pernyataan hubungan yang dapat diuji
  • Memberikan arah penelitian
  • Memberikan kerangka untuk laporan penelitian

Sedangkan kegunaannya dalam penelitian atau dalam menulis karya tulis ilmiah, hipotesis ini dapat membantu sebagai peneliti dalam hal :

  • Memberikan batasan penelitian
  • Memperkecil jangkauan penelitian. Sehingga tidak melebar kemana-mana
  • Membuat penelitian tetap pada jalur penelitian yakni meneliti fakta dan hubungan variabel
  • Memfokuskan penelitian
  • Memandu penelitian dalam pengujian dan penyesuain antar fakta

Penutup

Demikian artikel dari standarku.com mengenai hypothesis.

Mohon saran dari pembaca untuk kelengkapan isi artikel ini, silahkan saran tersebut dapat disampaikan melalui kolom komentar.

Baca artikel lain :

Sumber referensi :

Leave a Comment