Manajemen Risiko Keselamatan Kerja

Manajemen Risiko Keselamatan Kerja adalah penerapan standar sistem identifikasi bahaya, analisa, penilaian, penanganan, pemantauan, serta review risiko.

Standar sistem Manajemen Risiko yang dimaksud berupa suatu penerapan secara sistematis dari kebijakan manajemen, prosedur dan aktivitas terkait kegiatan :

  • identifikasi bahaya
  • analisanya
  • penilaiannya
  • penanganannya
  • pemantauannya
  • peninjauan (review) risikonya

Manajemen resiko merupakan salah satu persyaratan penting yang diadopsi didalam setiap standar nasional maupun internasional.

Didalam realita kehidupan, ada berbagai faktor yang mempengaruhi manajemen resiko, seperti :

  • K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja)
  • Properties
  • Finansial
  • Bisnis
  • Regulasi
  • Bencana
  • Alam
  • Teknologi
  • Sosial
  • Lingkungan

Jadi, apapun realita kehidupan akan tetap ada resiko yang harus diatur dengan baik.

Untuk itu kita membutuhkan Manajemen resiko dalam setiap sendi kehidupan, tidak terkecuali di ruang lingkup keselamatan kerja.

Perlunya Manajemen Resiko

Siapa yang melaksanakan Manajemen Resiko?

Sebaiknya dibentuk suatu tim untuk melaksanakan kegiatan manajemen risiko tersebut, hal ini karena dengan dibentuknya suatu tim maka akan didapat :

  • Lebih banyak informasi atau data yang dapat terkumpul.
  • Terdapat sudut pandang yang lebih beragam.
  • Solusi yang dihasilkan akan lebih mudah untuk diterima semua pihak.

Selanjutnya, kapan Manajemen Risiko dapat dilakukan?

Kegiatan manajemen risiko dapat dilakukan pada :

  • Tahap awal atau perencanaan
  • Pengembangan suatu prosedur atau instruksi kerja baru
  • Perubahan atau modifikasi suatu proses atau kegiatan
  • Ditemukannya bahaya yang baru dari suatu kegiatan

Kenapa Manajemen Risiko perlu dilakukan? Antara lain karena :

  • Setiap tempat kerja memiliki sumber bahaya yang berasal dari : bahan, proses, alat atau lingkungan kerja yang sulit dihilangkan.
  • Sebagai alat bantu dalam menentukan tindakan pengendalian risiko yang sesuai dengan  sumber  daya yang ada atau tersedia.
  • Melakukan penilaian apakah tindakan pengendalian risiko yang telah dilakukan sudah efektif.

Pengertian Manajemen Resiko

Berikut ini adalah berbagai istilah standar yang sering digunakan didalam aplikasi sistem Manajemen Resiko :

  • Hazard (Bahaya) : adalah potensi yg dpt menyebabkan kerusakan atau kerugian, Hazard dapat berupa: bahan kimia, bagian- bagian mesin, bentuk energi, metoda atau situasi kerja.
  • Danger (Bahaya) : merupakan tingkat bahaya dari suatu kondisi dimana atau kapankah munculnya sumber bahaya, Danger adalah lawan kata dari safe (aman atau selamat).
  • Safe  (Selamat / Aman) : yaitu suatu kondisi bahwa dimana atau kapan munculnya sumber bahaya telah dapat dikendalikan ketingkat yang memadai (dapat diterima), dan ini adalah lawan kata dari bahaya (danger).
  • Risiko (Risk) : adalah kesempatan untuk terjadinya  cedera atau kerugian  dari suatu bahaya,  atau kombinasi dari kemungkinan atau peluang (probability) dan tingkat keparahan (severity) dari akibat (cosequences) suatu risiko.
  • Risk Assessment (Penilaian Risiko) : yaitu penilaian suatu risiko dengan cara membandingkan terhadap tingkat atau kriteria risiko yang telah ditetapkan.
  • Incident : artinya adalah suatu kejadian yang tidak diinginkan, bilamana pada saat itu sedikit saja ada perubahan maka dapat mengakibatkan terjadinya accident.
  • Accident : merupakan suatu kejadian yang tidak diinginkan yang berakibat cedera pada manusia, kerusakan barang, gangguan terhadap pekerjaan dan pencemaran lingkungan.

Analisa dan Penilaian Risiko

Analisa dan penilaian risiko adalah suatu bagian dari Manajemen Risiko (Risk Management), yang memiliki tahapan-tahapan sebagaimana berikut :

Komitmen

Tahap pertama ini menunjukkan bahwa kegiatan manajemen risiko harus mendapat dukungan atau komitmen dari pihak manajemen operasional, hal ini karena:

  • Manajemen terlibat dalam pengambilan keputusan;
  • Terkait dengan kebijakan organisasi secara keseluruhan;
  • Terkait dengan alokasi sumber daya (personil, finansial, sarana, dan lainnya.

Persiapan

Selanjutnya adalah tahap persiapan, tujuannya adalah supaya pelaksanaan manajemen risiko dapat berjalan dengan lancar.

Berbagai persiapan tersebut adalah berupa persiapan :

  • Ruang lingkup kegiatan manajemen risiko.
  • Personil yang terlibat dalam kegiatan manajemen risiko.
  • Standar atau acuan  dalam  menentukan kriteria risiko.
  • Prosedur atau mekanisme laporan, pemantauan, dan review.
  • Dokumentasi yang terkait.

Identifikasi Bahaya

Tahap ini adalah dimulainya pelaksanaan kegiatan inti dari manajemen risiko, yaitu melakukan identifikasi bahaya yang terdapat didalam suatu kegiatan atau proses.

Berikut ada tiga pertanyaan yang dapat digunakan sebagai panduan yaitu :

  1. Apakah ada sumber yang dapat menimbulkan cedera?

Kategori sumber penyebab potensi cedera seperti :

  • Bahan atau material (B)
  • Orang atau pekerja (O)
  • Cara atau metode kerja (C)
  • Alat atau mesin (A)
  • Lingkungan kerja (L)

Siapa yang terpapar dengan sumber tersebut?

Orang-orang yang berpotensi terpapar dapat digolongkan seperti berikut :

  • Pekerja usia muda atau lanjut
  • Pria atau wanita
  • Wanita hamil
  • Pihak ketiga (kontraktor, tamu atau lainnya)

Bagaimana cedera dapat terjadi atau timbul?

Berikut berbagai potensi penyebab cedera :

  • Jatuh dari ketinggian
  • Tertimpa atau terkena benda jatuh
  • Terbentur atau tertabrak
  • Terjebak atau terjepit
  • Mengeluarkan tenaga berlebihan
  • Terpapar atau kontak dengan : suhu berlebihan, arus listrik, bahan kimia berbahaya (B3)

Teknik identifikasi bahaya

Banyak alat bantu yang dapat digunakan untuk melakukan identifikasi bahaya di tempat kerja, berikut beberapa contoh metode atau teknik tersebut :

Analisa Risiko

Tahap Analisa Risiko adalah kegiatan untuk melakukan analisa suatu risiko dengan cara menentukan besarnya kemungkinan (probability) dan tingkat keparahan (severity) dari akibat atau konsekuensi suatu risiko.

Penilaian Risiko (Risk Assessment)

Tahapan ini adalah melakukan penilaian suatu risiko dengan cara membandingkan terhadap suatu tingkat atau kriteria risiko yang telah ditetapkan.

Analisa dan Penilaian Risiko dilakukan dengan menggunakan parameter seperti peluang, akibat dan paparan.

Berikut penjelasan dari ketiga parameter tersebut.

Peluang (Probability)

Adalah kemungkinan terjadinya suatu kecelakaan atau kerugian ketika terpapar dengan suatu bahaya, contoh peluang :

  • Seseorang terjatuh ketika melewati lantai licin
  • Pekerja yang terhisap uap B3
  • Terkena pukul jarinya ketika menggunakan palu
  • Tersengat listrik ketika pegang kabel yg terkelupas isolasinya
  • Sopir mengalami tabrakan ketika mengendarai mobil

Akibat (consequences)

Artinya adalah tingkat keparahan atau kerugian yg mungkin terjadi dari suatu kecelakaan (loss) akibat  bahaya yg ada.

Hal ini dapat terkait dengan manusia, properties, lingkungan dan lainnya, berikut adalah contoh tingkat keparahan atau kerugian pada manusia:

  • Kematian (fatality)
  • Cacat
  • Perawatan medis
  • Pertolongan pertama (First aid)

Paparan (exposure)

Adalah frekuensi atau durasi seseorang terpapar dengan suatu sumber bahaya.

Parameter paparan ini biasanya dinyatakan dalam jangka waktu atau periode tertentu, misalnya:

  • Terus menerus atau kontinyu (beberapa kali dalam sehari)
  • Seringkali (sekali dalam sehari)
  • Kadang-kadang (sekali seminggu atau sekali dalam sebulan);
  • Jarang (sekali dalam setahun atau beberapa tahun).  

Acuan dalam Penilaian Risiko

Diperlukan pengumpulan informasi sebelum mulai melakukan penilaian risiko dari suatu aktifitas, hal ini perlu agar penilaian dapat dilakukan secara obyektif.

Informasi yang dimaksud diantaranya adalah sebagai berikut :

  • Informasi tentang suatu aktifitas, seperti : durasi,frekuensi, lokasi dan siapa yang melakukan?
  • Tindakan pengendalian risiko yang telah ada
  • Peralatan atau mesin yg digunakan utk melakukan aktifitas
  • Bahan yg dipakai serta sifat-sifatnya (MSDS)
  • Data statistik kecelakaan atau penyakit akibat kerja (internal dan eksternal)
  • Hasil studi, survey atau pemantauan
  • Literatur atau referensi
  • Benchmark pada industri sejenis
  • Pengkajian oleh spesialis atau tenaga ahli

Cara Penilaian Risiko

Ada 3 metode untuk melakukan Penilaian Risiko, yaitu : Kualitatif, Semikuantitatif, Kuantitatif.

Penilaian Risiko secara Kualitatif

Metode ini digunakan untuk menganalisa dan menilai suatu risiko dengan cara membandingkan terhadap suatu deskripsi atau uraian dari parameter (peluang  dan akibat) yang digunakan.

Umumnya pada metode ini menggunakan bentuk matriks risiko dengan 2 parameter, yaitu: peluang dan akibat.

Berikut ini adalah contoh sistem penilaian pada “Australian Standard 4360:1995” mengenai Risk Management.

Matriks Penilaian Risiko (AS / NZS 4360 : 1995)

Tabel Peluang atau Kemungkinan

TingkatanKriteriaPenjelasan
AHampir pasti (almost certain)Suatu  kejadian  pasti akan  terjadi  pada  semua  kondisi / setiap   kegiatan  yang  dilakukan.
BMungkin terjadi (likely)Suatu kejadian mungkin akan terjadi pada hampir semua kondisi.
CSedang (moderate)Suatu kejadian akan terjadi pada beberapa kondisi tertentu.
DKecil kemungkinannya (unlikely)Suatu   kejadian    mungkin   terjadi   pada   beberapa   kondisi   tertentu,  namun   kecil kemungkinan terjadinya.
EJarang sekali (rare)Suatu kejadian mungkin dapat terjadi pada suatu kondisi yang khusus atau luar biasa atau setelah bertahun-tahun.
Tabel Peluang atau Kemungkinan

Tabel Akibat

TingkatanKriteriaPenjelasan
1Tidak signifikan (insignificant)Tidak ada cidera, kerugian materi sangat kecil.
2MinorMemerlukan perawatan P3K, kerugian materi sedang.
3Sedang (moderate)Memerlukan perawatan medis dan mengakibatkan hilangnya hari kerja atau hilangnya fungsi anggota tubuh utk sementara waktu, kerugian materi cukup besar.
4Mayor (major)Cidera yg mengakibatkan cacat atau hilangnya fungsi tubuh secara total, tidak berjalannya proses produksi, kerugian materi besar.
5Bencana (catastrophe)Menyebabkan kematian, kerugian materi sangat besar.
Tabel Akibat
Matriks Penilaian Risiko (AS / NZS 4360 : 1995 (lanjutan)

Tabel 3: Matriks Penilaian Risiko :

Akibat
Peluang12345
ASSTTT
BMSSTT
CRMSTT
DRRMST
ERRMSS
Matriks Penilaian Risiko

KeteranganTabel :

T : Tinggi, memerlukan perencanaan khusus di tingkat manajemen puncak, dan penanganan dengan segera atau kondisi darurat.

S : Signifikan, memerlukan perhatian dari pihak manajemen dan melakukan tindakan perbaikan secepat mungkin.

M : Moderat, tidak melibatkan manajemen puncak, namun sebaiknya segera diambil  tindakan penanganan atau kondisi bukan darurat.

R : Rendah, risiko cukup ditangani dengan prosedur rutin yang berlaku.

Namun sesuai dengan konfirmasi dari standards.org.au bahwa Standar AS / NZS 4360 : 1995 sudah ber status superseded.

Artinya sudah digantikan oleh standar yang lebih baru yakni Standar AS/NZS 4360-1999.

Analisa Semi Kuantitatif

  • Metode ini pada prisipnya hampir sama dengan analisa kualitatif, perbedaannya pada metode ini uraian atau deskripsi dari parameter yang ada dinyatakan dengan nilai atau score tertentu.
  • Parameter yang dipakai dapat lebih banyak, misalnya parameter pemaparan (exposure).
  • Tingkat risiko dinyatakan sebagai hasil penjumlahan atau perkalian dari angka (score) tersebut.
  • Berikut ini ditujukkan contoh analisa semikuantitatif.

Kriteria Penilaian Risiko dalam Metode Semikuantitatif untuk Kriteria Peluang :

Kriteria PeluangKeteranganNilai
Hampir pasti (Almost certain)Sangat mungkin akan terjadi atau hampir dipastikan akan terjadi pada semua kesempatan10
Mungkin terjadi (Quite possible)Mungkin akan terjadi atau bukan sesuatu hal yang aneh utk terjadi (50% kesempatan)6
Tidak biasa namun dapat terjadi (Unusual but possible)Biasanya tidak terjadi namun masih ada kemungkinan untuk dapat terjadi tiap saat3
Kecil kemungkinannya         (Remotely possible)Kecil kemungkinannya untuk terjadi atau sesuatu yang kebetulan terjadi1
Sangat kecil kemungkinannya (Conceivable)Belum pernah terjadi sebelumnya setelah bertahun-tahun terpapar bahaya atau kecil sekali kemungkinannya untuk terjadi0.5
Secara praktek tidak mungkin terjadi (Practically impossible)Belum pernah terjadi sebelumnya di manapun atau merupakan sesuatu yang tidak mungkin untuk terjadi0.1
Kriteria Peluang Metode Semikuantitatif

Kriteria Penilaian Risiko dalam Metode Semikuantitatif untuk Kriteria Pemaparan :

Kriteria PemaparanKeteranganNILAI
Terus-menerus (Continue)Pemaparan terjadi beberapa kali dalam sehari10
Sering (Frequent)Pemaparan terjadi harian atau minimal sekali dalam sehari6
Kadang-kadang (Occasional)Pemaparan terjadi seminggu sekali3
Tidak sering (Infrequent)Pemaparan terjadi antara seminggu sampai sekali dalam sebulan2
Jarang (Rare)Pemaparan terjadi beberapa kali dalam setahun1
Sangat jarang (Very rare)Pemaparan terjadi sejkali dalam setahun0.5
Tidak terpapar (No exposure)Pemaparan tidak pernah terjadi0
Kriteria Pemaparan Metode Semikuantitatif

Kriteria Penilaian Risiko dalam Metode Semikuantitatif untuk Kriteria Akibat :

Kriteria AkibatKeteranganNILAI
Malapetaka (Catastrophe)Banyak kematian, kerugian sangat besar atau berhenti total.100
Bencana (Disaster)Beberapa kematian, kerugian besar atau sebagian proses berhenti.40
Sangat serius (Very serious)Menyebabkan satu kematian, kerugian cukup besar.15
Serius (Serious)Menyebabkan cidera serius seperti cacat atau kehilangan anggota tubuh secara permanen7
Perawatan medis (Casualty treatment)Menyebabkan cidera yang  memerlukan perawatan medis atau tidak dapat masuk bekerja.3
P3K (First aid treatment)Cidera tidak serius atau minor seperti lecet, luka kecil dan hanya perlu penanganan P3K.1
Kriteria Akibat Metode Semikuantitatif
Formula

Rumus (formula) untuk melakukan perhitungan sesuai dengan tabel kriteria risiko diatas adalah sebagai berikut :

RISIKO = PELUANG  X  PEMAPARAN  X  AKIBAT

Hasil dari perhitungan melalui rumus dapat diambil kesimpulan sesuai skala :

  • Di atas 400 :  Sangat tinggi;  hentikan kegiatan dan perlu perhatian manajemen puncak.
  • 200 – 400 :  Tinggi; perlu mendapat perhatian dari manjemen puncak dan tindakan perbaikan segera dilakukan.
  • 70 – 200 :  Substantial; lakukan perbaikan secepatnya dan tidak diperlukan keterlibatan pihak manajemen puncak.
  • 20 – 70 :  Menengah; tindakan perbaikan dapat dijadwalkan kemudian, dan penanganan cukup dilakukan dengan prosedur yg ada.
  • Di bawah 20 :  Rendah; risiko dapat diterima.
Kriteria Penilaian Risiko Metode Grafik

Metode ini pada prinsipnya sama dengan  metode  semikuantitatif dimana parameter-parameter yang ada tetap dinyatakan dalam angka (score).

Untuk menetapkan nilai atau tingkat risiko  digunakan alat  bantu berupa grafik. Nilai risiko didapatkan dengan menarik garis dan menemukan titik potong dari garis tersebut dalam daerah atau range tingkat risiko tertentu.

Penilaian Risiko Metode Kuantitatif

Metode penilaian ini dilakukan dengan cara menentukan nilai dari masing-masing parameter yg didapat dari hasil analisa data yg representatif.

Analisa terhadap nilai peluang atau akibat dilakukan dengan beberapa metode, seperti:

  • Analisa statistik
  • Model komputer
  • Simulasi
  • Fault Tree Analysis (FTA)
  • Failure Mode & Effects Analysis (FMEA)
  • Hazard Operability Study (HAZOPS)

Penanganan Risiko

Berdasarkan   penilaian  risiko, kemudian  ditentukan apakah risiko tersebut masih dapat diterima (acceptable risk) atau tidak (unacceptable risk).

Apabila risiko tersebut tidak dapat diterima maka organisasi harus menetapkan bagaimana risiko tersebut ditangani hingga tingkat dimana risikonya paling minimum atau sekecil mungkin.

Bila risiko masih dapat diterima atau di-tolerir maka organisasi perlu memastikan bahwa monitoring terus dilakukan terhadap risiko tersebut.

Risiko yang Diterima

Menentukan suatu risiko dapat diterima akan tergantung kepada penilaian atau pertimbangan dari   suatu  organisasi berdasarkan:

  • Tindakan pengendalian yang telah ada
  • Sumber daya : finansial, SDM, fasilitas
  • Regulasi atau standar yang berlaku
  • Rencana keadaan darurat
  • Catatan atau data kecelakaan terdahulu

Catatan : walaupun suatu risiko masih dapat diterima, namun harus tetap selalu dipantau atau diawasi (monitoring).

Risiko yang Tidak Diterima

Bila suatu risiko tidak dapat diterima maka harus dilakukan upaya penanganan risiko agar tidak menimbulkan kecelakaan atau kerugian. Bentuk tindakan pengamanan risiko dapat dilakukan sebagai berikut:

  • Hindari risiko
  • Kurangi atau Minimalkan risiko
  • Transfer risiko
  • Terima resiko

Hirarki Pengendalian Risiko :

Keterangan :

Eliminasi (menghilangkan suatu bahan / tahapan proses berbahaya.

Substitusi:

  • Mengganti bahan bentuk serbuk dengan bentuk pasta
  • Proses menyapu diganti dengan proses vakum
  • Bahan solvent diganti dengan bahan deterjen
  • Proses pengecatan spray diganti dengan pencelupan

Rekayasa Teknik :

  • Pemasangan alat pelindung mesin (machine guarding)
  • Pemasangan ventilasi umum dan lokal
  • Pemasangan alat sensor otomatis

Pengendalian Administrasi :

  • Pemisahan lokasi
  • Pergantian shift kerja
  • Pemberlakuan sistem ijin kerja
  • Pelatihan karyawan.

Alat Pelindung Diri (APD) :

  • Safety helmet
  • Safety shoes
  • Ear plug atau muff
  • Safety goggles
  • Safety harness

Pemantauan dan Tinjauan Ulang

Setelah rencana tindakan pengendalian risiko dilakukan, maka selanjutnya perlu dipantau 
pelaksanaannya dan kemudian ditinjau ulang apakah tindakan tersebut sudah baik & efektif  atau belum.

Bentuk pemantauan tersebut seperti :

  • Inspeksi
  • Pemantauan lingkungan
  • Audit

Demikian artikel dari standarku.com mengenai Manajemen Risiko dalam lingkup Keselamatan Kerja.

Mohon saran dari pembaca untuk kelengkapan isi artikel ini.

Silahkan saran tersebut dapat disampaikan melalui kolom komentar.

Baca artikel lain :

Sumber referensi :

Leave a Comment