Metode Benchmarking

Benchmarking adalah suatu metode standar yang digunakan untuk membandingkan antara satu hal dengan hal lainnya yang sejenis.

Atau dengan kata lain, merupakan tolak ukur yang dapat digunakan untuk mengukur berbagai hal dengan standar baku yang umum.

Pengertian

Benchmarking merupakan suatu kata serapan dari bahasa Inggris.

Berdasarkan kamus Cambridge, dapat diartikan sebagai suatu patokan atau alat ukur.

Sehingga dapat diartikan bahwa benchmarking adalah suatu patokan atau tolak ukur yang digunakan untuk menilai atau membandingkan beberapa hal tertentu.

Dari segi ilmu manajemen, dapat didefinisikan sebagai :

  • Suatu upaya mengukur kebijakan dalam suatu perusahaan, produk, strategi, program, dan hal lainnya dengan cara membandingkannya dengan kompetitor lain yang bergerak pada bidang yang sama,
  • Hal ini dilakukan agar bisa mendapatkan informasi tentang bagaimana dan bagian apa saja yang harus di evaluasi dalam upaya meningkatkan kinerja perusahaan.

Berikut adalah beberapa arti lain yakni sebagai :

  • Suatu cara yang sangat sistematis atau suatu upaya penilaian performa pada layanan, produk atau proses perusahaan, dengan cara membandingkannya dengan layanan, proses, atau produk dari kompetitor lain yang dinilai lebih baik dari perusahaan tersebut.
  • Suatu proses identifikasi “praktek terbaik” terhadap 2 produk dan proses produksinya, hingga produk tersebut dikirimkan

Menurut wikipedia :

Penolokukuran dalam bidang manajemen adalah proses pembandingan proses bisnis dan ukuran kinerja suatu perusahaan dengan perusahaan lain atau standar industri.

Proses ini biasanya dilakukan dengan menggunakan indikator spesifik tertentu, seperti biaya atau produktivitas.

Dalam manajemen strategis, penolokukuran terutama dipakai untuk merencanakan upaya perbaikan terhadap kinerja perusahaan.

Tujuan Benchmarking

Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa tujuan yang paling utama adalah :

  • Untuk meningkatkan nilai lebih perusahaan, dengan cara memperbaiki performa usaha, meningkatkan produktivitas, memperbaiki kualitas produk dan pelayanan, serta hal lainnya dengan memanfaatkan kinerja dari kompetitor lain yang dianggap lebih baik tersebut.
  • Untuk memahami dan mengevaluasi proses ataupun produk saat ini, sehingga menemukan cara atau  “Praktek Terbaik” untuk meningkatkan proses maupun kualitas produk.
  • Memberikan wawasan yang diperlukan untuk membantu manajemen dalam memahami proses dan produknya, baik dengan cara membandingkannya dengan Industri yang serupa maupun dengan Industri yang berbeda.

Kategori

Terdapat 2 jenis benchmarking yakni : berdasarkan objek dan berdasarkan subjeknya.

Berikut adalah penjelasan mengenai jenis-jenis tersebut.

Berdasarkan Subjek, terdapat 2 jenis yakni :

  • Internal Benchmarking , adalah suatu kegiatan membandingkan kegiatan atau proses yang sama dalam suatu korporasi. Pada umumnya dilakukan oleh perusahaan yang sudah memiliki anak perusahaan atau cabang, sehingga setiap perusahaan di dalamnya memiliki standardisasi yang sama dengan induk perusahaan.
  • Exsternal Benchmarking, adalah suatu kegiatan yang dikerjakan dengan membandingkan perusahaan sendiri dengan perusahaan lain yang bergerak pada bidang industri yang sejenis.

Dalam jenis Exsternal Benchmarking diatas, dapat dibagi lagi menjadi 2 jenis lagi yakni :

  • Competitive Benchmarking, adalah suatu perusahaan yang membandingkan perusahaan tersebut dengan kompetitor atau perusahaan lain yang dianggap sebagai kompetitor utama.
  • Non-competitive Benchmarking, adalah suatu perusahaan yang membandingkan perusahaan tersebut dengan perusahan lain, namun dalam bidang industri yang berbeda.

Non-competitive benchmarking dapat dibagi lagi menjadi 2 jenis yaitu :

  • Functional Non-competitive Benchmarking, adalah kegiatan membandingkan fungsi yang sama dari perusahaan yang berbeda pada berbagai bidang industri.
  • Generic Non-competitive Benchmarking, adalah kegiatan membandingkan proses fundamental bisnis yang dinilai sama pada setiap perusahan.

Berdasarkan Objeknya, terdapat 6 jenis yaitu :

  • Strategic Benchmarking, adalah suatu upaya pengamatan mengenai bagaimana perusahaan lain mampu lebih unggul dari kompetitor lainnya pada bidang yang sama.
  • Process Benchmarking, adalah suatu upaya dalam mengamati dan juga membandingkan berbagai kegiatan operasional atau sistem operasional dalam suatu perusahaan, seperti : sistem pembayaran, pelayanan pelanggan, dan perekrutan tenaga kerja.
  • Functional Benchmarking, adalah suatu proses dalam mengamati dan membandingkan fungsionalitas kerja pada kompetitor pada bidang industri yang sama agar mampu meningkatkan fungsionalitas kerja pada perusahaannya.
  • Performance Benchmarking, adalah suatu kegiatan mengamati dan membandingkan performa produk barang atau jasa dari kompetitor lain, seperti : harga, fitur produk, kualitas teknis, dan lainnya.
  • Product Benchmarking, adalah suatu kegiatan mengamati dan membandingkan produk dari perusahaan sendiri dengan produk dari kompetitor lain, untuk bisa mendapatkan informasi terkait kekuatan dan kelemahan dari produk kompetitor tersebut.
  • Financial Benchmarking, adalah suatu kegiatan mengamati dan membandingkan kondisi keuangan dari perusahaan lain untuk mendapatkan informasi mengenai daya saing kompetitor.

Tatacara

Berikut adalah langkah-langkah apa saja yang harus dilakukan dalam melakukan suatu benchmarking :

  1. Memilih produk, layanan atau departemen di dalam perusahaan untuk bisa dijadikan sebagai tolak ukur.
  2. Memahami secara detail proses produksi atau produk saat ini.
  3. Menganalisis proses produksi atau produk lainnya yang berkinerja baik.
  4. Tentukanlah skala bisnis dimana kita harus melakukan perbandingan, atau di organisasi mana kita ingin membandingkan bisnis yang kita miliki.
  5. Kumpulkan seluruh informasi terkait performa internal kompetitor perusahaan.
  6. Membandingkan proses produksi atau produk sendiri dengan proses produksi atau produk yang berkinerja baik.
  7. Lakukanlah perbandingan data antara perusahaan kita dengan perusahaan kompetitor untuk bisa mendapatkan informasi tentang kesenjangan yang ada dalam performa perusahaan kita.
  8. Menerapkan langkah-langkah perbaikan yang diperlukan untuk mendekati proses produksi ataupun produk yang berkinerja baik tersebut.
  9. Terapkan seluruh proses dan kebijakan yang dilakukan oleh kompetitor yang menurut kita mereka adalah yang paling baik.

12 Tahapan Benchmarking

Menurut Robert Camp dalam bukunya yang diterbitkan pada tahun 1989, dikemukakan bahwa Metodologi Benchmarking terdiri dari 12 Tahapan yaitu :

  1. Memilih Subyek
  2. Menentukan Proses
  3. Mengidentifikasikan Mitra yang berpotensi untuk dibandingkan
  4. Mengidentifikasikan sumber data
  5. Mengumpulkan data-data dan memilih mitra untuk dibandingkan
  6. Menentukan kesenjangannya
  7. Menetapkan perbedaan proses
  8. Target kinerja yang diharapkan
  9. Melakukan Komunikasi
  10. Penyesuaian Tujuan
  11. Menerapkan
  12. Meninjau ulang dan penyesuaian ulang

Manfaat Benchmarking

Terdapat berbagai manfaat utama penerapan benchmarking bagi perusahaan yakni :

  • Analisis Kompetitif : dengan membandingkan performa perusahaan saat ini dengan performa kompetitor lain, maka perusahaan akan mampu mengidentifikasi bagian mana yang harus ditingkatkan atau diperbaiki. Perusahaan juga akan mendapatkan keuntungan yang sangat strategis dari kompetitor, serta mampu meningkatkan perkembangan perusahaan.
  • Memantau Performa : akan didapatkan tren saat ini dengan melakukan kegiatan benchmarking. Sehingga, perusahaan dapat menerapkan tren tersebut dan mendapatkan hasil yang maksimal. Untuk itu, sebaiknya kegiatan ini dilakukan secara berkala untuk bisa memantau keberhasilan perusahaan dalam mencapai tujuannya.
  • Perbaikan Secara Berkala : hal ini dapat meningkatkan performa bisnis secara berkelanjutan.
  • Perencanaan dan Penetapan Sasaran : setelah melakukan benchmarking, maka perusahaan akan mampu menentukan tujuan dan metrik performa untuk bisa meningkatkan kinerja mereka. Sehingga akan menjadi target baru yang lebih kompetitif, tentunya dengan menetapkan target yang realistis.
  • Meningkatkan Rasa Kepemilikan : benchmarking harus dilakukan dengan melibatkan setiap karyawan perusahaan. Dengan mendengarkan pendapat karyawan, maka perusahaan akan mendapatkan pemahaman yang baik terkait peran dari setiap individu, sehingga akan meningkatkan rasa memiliki dalam diri karyawan. Hal ini dapat memunculkan rasa bangga dari karyawan karena pekerjaan mereka bisa memberikan dampak yang lebih baik pada perusahaan.
  • Memahami Kelebihan Perusahaan : benchmarking membantu mengidentifikasi posisi suatu perusahaan dalam suatu bidang industri. Oleh karena itu, jika ingin meningkatkan bidang apapun dalam bisnis, maka metode ini adalah salah satu cara yang efektif untuk mempelajari bagaimana kompetitor lain bisa lebih unggul dan lebih sukses.

Implementasi Benchmarking

Contoh nyata dari penerapan atau Implementasi Benchmarking adalah studi kasus perusahaan ponsel china dengan merk Xiaomi.

Dimulai pada tahun 2014, Xiaomi terus menghadirkan ponsel murah dengan sasaran pasar di Indonesia.

Namun karena sudah terbentuk stigma negatif bahwa ponsel dari cina adalah ponsel abal-abal atau mudah rusak, maka penjualan mereka kurang bagus.

Kemudian, mereka melakukan metode benchmarking pada perusahaan sejenis atau kompetitor mereka di bidang ponsel.

Salah satu langkah Xiaomi dalam melakukan metode ini adalah dengan menghadirkan ponsel dengan teknologi yang hampir sama dengan kompetitor, namun dengan harga lebih miring.

Hal inilah yang membuat Xiaomi berhasil mengguncang market share ponsel yang ada di Indonesia dan dunia.

Mereka hadir sebagai produsen ponsel menengah ke bawah. Namun, juga bisa bermain-main dengan ponsel tingkat tinggi dan favorit atau flagship .

Sehingga pada akhirnya mereka bisa merebut pasar ponsel, pencapaian mereka sudah bisa dibilang lumayan dibandingkan pada saat mereka muncul pertama kali.

Demikian artikel dari standarku.com mengenai Metode Benchmarking.

Mohon saran dari pembaca untuk kelengkapan isi artikel ini, silahkan saran tersebut dapat disampaikan melalui kolom komentar.

Baca artikel lain :

Sumber referensi :

Leave a Comment