Memahami Standard atau Standar

Standard atau standar adalah persyaratan yang dibuat lembaga berwenang yang diakui oleh banyak pihak, biasanya berisi kriteria, metode, proses atau teknis

Pengertian Standard atau Standar

Untuk memahami pengertian standard atau standar secara mudah, kita bisa melihat hal-hal praktis yang ada di sekeliling kehidupan kita.

Misalnya berat badan kita adalah 65 Kilogram dan tinggi 165 Centimeter, mengapa menggunakan Kilogram atau Centimeter? Inilah yang disebut dengan standar.

Jika tidak ada standar pengukuran tinggi badan yaitu Centimeter, maka setiap orang akan mendefinisikan tinggi badan masing-masing dengan caranya sendiri.

Ketika ditanya berapa tinggi badan anda? maka ada yang menjawab setinggi pohon mangga atau setinggi seekor rusa. Sulit sekali untuk membandingkannya bukan?

Jadi kita butuh suatu syarat-syarat yang berisi kriteria, metode, pedoman, ketentuan, referensi, ataupun lainnya yang dapat diterima oleh siapapun di dunia ini.

Mudah sekali bukan untuk memahami pengertian Standar? Jika ada saran lain mengenai analogi atau contoh yang digunakan bisa disampaikan ke standarku.com melalui kolom komentar dibawah artikel.

Selamat membaca dan jangan lupa dimulai dengan berdoa agar ilmu yang kita dapatkan dapat menjadi manfaat bagi kita bersama, aamiin.

Pengertian Standard

Standard atau standar adalah persyaratan yang dibuat oleh lembaga berwenang yang diakui oleh banyak pihak, biasanya berisi suatu kriteria, metode, proses atau teknis.

Pengertian Standardisasi

Standardisasi adalah proses yang dilakukan untuk menyusun, menetapkan, menerapkan dan merevisi standar melalui suatu tatacara dan melibatkan berbagai pihak yang berkepentingan.

Bentuk Standard

Bentuknya bisa berupa bermacam-macam perangkat seperti :

1. Dokumen

Standar berbentuk dokumen baik berupa dokumen fisik (tulisan di kertas) atau perangkat lunak (soft file) adalah yang paling umum ditemukan, contohnya adalah :

  • Peraturan yang diterbitkan pemerintah seperti : undang-undang (UU), peraturan menteri (Permen), peraturan gubernur (Pergub), peraturan pemerintah (PP).
  • Aturan teknis pengiriman dan penyimpanan material dengan standar IMDS (International Material data Sheet).
  • Spesifikasi ponsel tahan air sesuai standar STD-MIL-810G.

2. Artefak

Bentuk standar ini digunakan untuk kebutuhan referensi atau acuan yang memiliki akurasi tinggi, biasanya digunakan untuk keperluan kalibrasi. Contohnya adalah :

  • Standar berat benda yang diakui secara internasional adalah kilogram, diwakili oleh benda yang memiliki ukuran sebesar bola golf terbuat dari campuran platinum–iridium dan tersimpan di Bureau International des Poids et Mesures di Sèvres, Prancis.
Standar berat benda yang diakui secara internasional adalah kilogram, diwakili oleh benda yang memiliki ukuran sebesar bola golf terbuat dari campuran platinum–iridium dan tersimpan di Bureau International des Poids et Mesures di Sèvres, Prancis.
gambar : bentuk standar berat benda (Kg) yang ada di Prancis
sumber / source : wikipedia.org

Penyusunan Standard

Dalam menentukan standar di tingkat nasional atau negara maupun dunia, tidak bisa ditentukan secara sembarangan.

Ada lembaga-lembaga yang berwenang yang disepakati oleh badan resmi di seluruh dunia untuk menentukan standar-standar yang spesifik.

Namun, setiap lembaga atau komunitas atau perusahaan boleh dikembangkan masing-masing dengan catatan bahwa ruang lingkup atau scope penggunaannya  hanya didalam lingkungan tersebut.

Berikut adalah beberapa contoh badan standardisasi  sesuai dengan ruang lingkupnya :

1. Perusahaan

Didalam perusahaan banyak menggunakan alat kerja atau mesin, sehingga membutuhkan standar untuk penyeragaman penggunaannya namun hanya digunakan untuk lingkup internal perusahaan saja. Misalnya :

  • SOP (Standar Operating Prosedur) untuk Teller di Bank, standar tersebut dibuat oleh bagian HR Policy pada Bank tersebut.
  • IKL (Instruksi Kerja Lapangan)  sebagai panduan tata cara penggunaan Mesin Bubut di perusahaan Konstruksi, standar ini dibuat oleh bagian engineering di perusahaan.

2. Nasional atau Negara

Pada tingkat nasional, terdapat berbagai badan standar yang dibentuk sesuai dengan fungsinya seperti :

  • BSN (Badan Standardisasi Nasional) : bertugas untuk menerbitkan standar nasional sesuai dengan arahan pemerintah, termasuk untuk mengadopsi standar internasional seperti ISO yang dikonversi menjadi SNI (Standar Nasional Indonesia). Contoh standar : SNI Mainan Anak dari plastik.

3. Internasional

Standar yang paling luas penggunaannya adalah di tingkat internasional, biasanya berupa standar yang diterbitkan oleh asosiasi perdagangan dunia, lembaga tingkat dunia dan lain sebagainya. Namun kembali lagi cakupan penggunaannya adalah sesuai dengan lingkupnya. Misalnya :

Penerapan Standard

Apakah setiap standar itu wajib untuk diterapkan?

Setiap standar memiliki penerapan yang berbeda-beda, tidak semua standar menjadi wajib diterapkan karena ada beberapa yang bersifat sukarela.

Standar-standar ini akan menjadi wajib jika telah diadopsi oleh pemerintah, atau jika tercantum didalam kontrak bisnis, atau merupakan persyaratan yang wajib dipenuhi di suatu wilayah dan lain sebagainya.

Standardisasi

Didalam kasus standardisasi global, proses standardisasi dapat dilakukan melalui pengumuman resmi dari lembaga standardisasi yang berwenang atau melalui konsensus formal dari pakar teknis dan perwakilan negara-negara yang terlibat.

Sedangkan standar tingkat perusahaan dalam penyusunannya dapat diserahkan ke bagian atau departemen yang kompeten, bagian khusus seperti Departemen SOP (Standar Operating Prosedur), Quality System, Policy, dan lain sebagainya. Atau bisa melalui forum diskusi lintas departemen dalam perumusannya jika memang banyak pihak yang akan terdampak dengan pembuatan atau perubahan standar tersebut.

Penyusunan Standard di Indonesia

Standar resmi yang diberlakukan di Indonesia penyusunannya diatur oleh badan resmi pemerintah yaitu BSN (Badan Standardisasi Nasional).

Standar yang diterbitkan oleh BSN dinamakan Standar Nasional Indonesia (SNI), jadi setiap produk yang sudah didaftarkan dan disetujui oleh BSN dinamakan produk ber-SNI dengan tanda berupa sertifikasi dan atau sticker logo SNI.

Standardisasi dari BSN

BSN memberikan panduan dalam perumusan suatu standar atau standardisasi melalui tujuh tahap utama berikut :

  1. Identifikasi oleh para pemangku kepentingan mengenai perlunya suatu standar tertentu.
  2. Penyusunan program kolektif berdasarkan analisis kebutuhan dan penetapan prioritas oleh semua pihak berkepentingan disusul adopsi dalam program kerja badan atau lembaga standardisasi nasional.
  3. Penyiapan rancangan standar oleh semua pihak yang berkepentingan yang diwakili oleh pakar (termasuk produsen, pemasok, pemakai, konsumen, administrator, laboratorium, peneliti dan sebagainya) yang dikoordinasikan oleh panitia teknis.
  4. Konsensus mengenai rancangan standar.
  5. Validasi melalui public enquiry nasional mencakup semua unsur ekonomi dan pelaku usaha untuk memastikan keberterimaan secara luas.
  6. Penetapan dan penerbitan standar.
  7. Peninjauan kembali (revisi), amandemen atau abolisi . Suatu standar dapat direvisi setelah kurun waktu tertentu (umumnya 5 tahun sekali) agar selalu sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan baru.

Prinsip penyusunan standar dari BSN

Prinsip yang harus dipenuhi dalam penyusunan dokumen standar adalah :

  • Transparan (Transparent) : artinya mengikuti prosedur yang dapat diikuti dan tahapan dalam proses mudah diketahui oleh pihak yang berkepentingan.
  • Keterbukaan (Openness) : yaitu terbuka bagi semua pihak berkepentingan untuk mengikuti program pengembangan standar.
  • Konsensus dan tidak memihak (Consensus and impartiality) : adanya kesempatan bagi pihak yang berkepentingan untuk mengutarakan pandangan secara konsensus (mufakat atau suara mayoritas) dan tidak memihak kepada pihak tertentu.
  • Efektif dan relevan (Effective and relevant) : harus relevan dan efektif memenuhi kebutuhan pasar, memenuhi kebutuhan regulasi dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek).
  • Koheren (Coherent) : perlu mencegah adanya duplikasi dan tumpang tindih dengan kegiatan perumusan standar sejenis lain.
  • Dimensi pengembangan (Development dimension) : melakukan pembinaan peningkatan kemampuan UMKM sehingga mampu memenuhi standar yang dipersyaratkan pasar. agar dapat bersaing di pasar regional atau internasional dan dapat menjadi bagian dari global supply chain.

Penyusunan Standard di Dunia

Di berbagai negara, terdapat badan standardisasi masing-masing yang secara resmi diakui oleh pemerintahan negara tersebut seperti halnya BSN di Indonesia.

Misalnya negara Inggris memiliki badan standardisasi yang bernama British Standar Institute (BSI), di jerman ada Deutsche Industrie Normen (DIN), amerika dinamakan American National Standar Instute (ANSI)​, dan lain sebagainya.

Namun ada juga organisasi resmi dunia yang anggotanya adalah gabungan dari berbagai negara di dunia dengan suatu misi tertentu, misalnya : ISO, IEC, API, dan lainnya.

Serta masih banyak lagi organisasi resmi standardisasi lainnya di tingkat dunia.

Referensi Pengertian Standard dan Standardisasi

Untuk memperluas pengetahuan, berikut ada beberapa referensi dasar hukum dan aturan mengenai standar dari berbagai sumber :

1. PP Nomor 102 tahun 2000

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia mengenai Standardisasi Nasional tersebut menjelaskan bahwa :

  • Standar adalah spesifikasi teknis atau sesuatu yang dibakukan termasuk tata cara dan metode yang disusun berdasarkan konsensus semua pihak yang terkait dengan memperhatikan syarat-syarat keselamatan, keamanan, kesehatan, lingkungan hidup, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta pengalaman, perkembangan masa kini dan masa yang akan datang untuk memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya.
  • Standardisasi adalah proses merumuskan, menetapkan, menerapkan dan merevisi standar yang dilaksanakan secara tertib dan bekerjasama dengan semua pihak.

2. The Leader’s Guide to Standar

Merupakan salah satu buku referensi karangan dari Wiley yang tercantum dalam digital library unila.ac.id, menyatakan bahwa Standar adalah :

  • Aturan main, jadi bukan sesuatu yang baru melainkan telah melekat dalam kehidupan.
  • Sedang-sedang saja (mediocity), artinya menerapkan standar bukan menetapkan kriteria yang paling unggul.
  • Konsistensi, jika standar digunakan berarti sedang menyusun harapan.
  • Nilai tambah, dalam penerapan standar harus fokus pada prioritas.
  • Kejujuran pada publik, menerapkan standar artinya melaksanakan tugas dengan kewajiban memberi dan memenuhi harapan.
  • Efektivitas, artinya memenuhi kriteria kualitas yang ditetapkan dalam tujuan.

3. W.J.S. Poerwadarminta

Beliau adalah penulis Kamus Umum Bahasa Indonesia (KUBI) yang digunakan pemerintah RI pada tahun 1954, memberikan definisi pada Standar yaitu : ukuran atau sesuatu yang dipakai sebagai contoh atau dasar yang sah bagi ukuran.

Tujuan Standardisasi

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2014 tentang Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian, bahwa tujuan utama standardisasi adalah :

Melindungi produsen, konsumen, tenaga kerja dan masyarakat dari aspek keamanan, keselamatan, kesehatan serta pelestarian fungsi lingkungan.

Standardisasi diharapkan mampu mendorong, meningkatkan, menjamin mutu barang atau jasa serta mampu memfasilitasi keberterimaan produk nasional dalam transaksi pasar global.

Sehingga, diharapkan dapat meningkatkan daya saing produk barang atau jasa dari Indonesia di pasar global.

Demikian artikel mengenai memahami standard dari standarku.com, jika ada masukan atau sanggahan silahkan disampaikan melalui kolom komentar.

Sumber referensi :

Leave a Comment