Quality Control

Quality Control atau pengendalian mutu adalah bagian kerja dalam suatu perusahaan yang bertanggung jawab untuk menjaga kualitas produk atau jasa yang dihasilkan.

Terdapat 2 jenis bidang bisnis untuk profesi QC yakni : produksi manufaktur dan teknologi informasi, keduanya akan dibahas pada artikel ini.

Pengertian Quality Control

Dari segi bahasa, “Quality” dapat diartikan sebagai “Kualitas” atau “Mutu” dan “Control” adalah pengendalian.

Sehingga istilah “Quality Control” disebut juga “pengendalian mutu”.

Nah apa itu mutu?

Mutu adalah kesesuaian dengan keinginan pelanggan, standar atau peraturan yang ditetapkan atau yang harus diikuti.

Pelanggan adalah orang atau lembaga yang akan menggunakan produk yang dihasilkan.

Sebagai contoh pada perusahaan manufaktur yang membuat produk elektronik yaitu televisi, maka pelanggan adalah orang-orang yang membeli televisi atau perusahaan lain yang membelinya.

Sedangkan Standar adalah ketentuan-ketentuan dari suatu ketetapan atau aturan terkait produk tersebut, termasuk peraturan yang terkait.

Melanjutkan contoh diatas, standar yang dimaksud bisa berupa aturan-aturan yang dibuat oleh lembaga yang mengatur sistem siaran televisi di dunia.

Aturan tersebut dibuat untuk mengatur material didalam perangkat televisi, yang harus dipatuhi oleh perusahaan manufaktur tersebut.

Peraturan bisa berupa standardisasi dari negara tempat dimana televisi tersebut dijual, misalnya di Indonesia harus mengikuti SNI (Standar Nasional Indonesia).

Pada umumnya, bagian Quality Control disingkat dengan “QC”.

Jadi, semakin suatu produk memuaskan pelanggan, maka akan dianggap semakin berkualitas.

Ruang Lingkup Quality Control

Sesuai dengan namanya, bagian QC di suatu perusahaan memiliki tugas dan tanggung jawab terhadap kualitas produk, khususnya pemeriksaan kualitas.

Oleh karena itu, pekerjaan ini harus dilakukan dengan baik, tekun dan teliti.

Proses pengecekan atau pemeriksaan ini dilakukan sesuai dengan standar yang ditetapkan di perusahaan.

Pengendalian Mutu

Pengendalian mutu merupakan suatu proses yang bertanggung jawab terhadap semua faktor yang terlibat dalam kegiatan produksi terkait mutu.

Terdapat 3 aspek yang ditekankan pada pendekatan ini, yaitu:

  • Unsur-unsur, seperti : kontrol, manajemen pekerjaan, proses-proses yang terdefinisi dan telah terkelola dengan baik, kriteria integritas dan kinerja, dan identifikasi catatan.
  • Kompetensi, seperti : pengetahuan, keterampilan, pengalaman, dan kualifikasi.
  • Elemen lunak, seperti : kepegawaian, integritas, kepercayaan, budaya organisasi, motivasi, semangat tim, dan hubungan yang berkualitas.

Lingkup kontrol termasuk pada inspeksi produk, di mana setiap produk diperiksa secara visual maupun dengan alat tertentu.

Pada pemeriksaan secara visual, biasanya dilakukan dengan menggunakan alat pembesar seperti mikroskop stereo untuk mendapatkan detail halus dan memastikan produk tidak cacat.

Orang-orang yang bertugas untuk melakukan proses inspeksi ini biasanya disebut inspector.

Mereka diberi panduan standar pengecekan visual berupa daftar dan deskripsi produk cacat yang tidak dapat diterima sesuai standar kualitas yang ditentukan.

Contoh produk cacat visual adalah terdapat retak atau kecacatan di permukaan.

Dalam pemilihan produk yang akan diperiksa, biasanya dilakukan pemilihan produk secara acak dengan menggunakan teknik sampling.

Setelah ditemukan adanya produk yang cacat, maka hasil pemeriksaan akan dilaporkan kepada manajemen pembuat keputusan apakah produk dapat dirilis atau ditolak.

Hal ini dilakukan untuk menjamin kualitas dan merupakan upaya untuk meningkatkan dan menstabilkan proses produksi.

Serta untuk menghindari, atau setidaknya meminimalkan, isu-isu yang mengarah kepada kecacatan-kecacatan di pabrik.

Standar Quality Control

Standar kualitas yang biasanya menjadi referensi bagi pengendalian mutu atau Quality Control adalah seperti :

  • ISO 9001
  • AQL
  • IATF

Pembuatan Sistem Quality Control

Dalam pembuatan Sistem Quality Control di produksi manufaktur, terdapat beberapa tahapan seperti :

1. Penentuan standar

Apa saja standar yang harus dipenuhi sebelum produk bisa diluncurkan? Misalnya :

  • Apakah dibutuhkan standar kualitas seperti ISO 9001, jika diperlukan maka siapkan pemenuhannya.
  • Tentukan metode pemeriksaan, seperti : visual atau dengan alat tertentu.
  • Pilih standar pemeriksaan yang dibutuhkan, seperti menggunakan sistem sampling dengan AQL (Acceptance Quality Level), didalamnya ditetapkan cara pengecekan, jumlah sampel, cara pengambilan sampel, kriteria, dan lain sebagainya.

2. Analisa Kebutuhan

Langkah kedua adalah menentukan kebutuhan di bagian mana saja dalam proses yang harus dibentuk pengendalian mutu.

Misalnya dalam proses manufaktur, dapat dibagi menjadi bagian-bagian berikut :

  • Supplier Quality Control, bagian ini melakukan pemeriksaan material yang datang dari luar perusahaan (dari supplier atau perusahaan pemasok).
  • Process Quality Control, bagian ini melakukan pemeriksaan dalam proses manufaktur, misalnya pada produk setengah jadi di proses.
  • Outgoing Quality Control, bagian ini melakukan pemeriksaan pada keluaran atau output dari proses manufaktur, yakni pada produk jadi, sebelum dikirim

3. Pembuatan Prosedur Standar

Selanjutnya dibuat prosedur-prosedur kerja yang dibutuhkan, seperti :

  • Prosedur Quality Control, yang berisi kebijakan perusahaan terhadap kualitas produk dan pengendaliannya.
  • Instruksi Kerja, tatacara pemeriksaan produk, batasan penerimaan kualitas produk, dan sebagainya.

4. Pengawasan Pelaksanaan

Dibentuk fungsi kerja untuk melakukan pengawasan kerja sesuai Prosedur Standar yang sudah dibuat, untuk memastikan bahwa :

  • Produk sesuai dengan standar kualitas yang ditentukan,
  • Mengurangi produk cacat dihasilkan oleh proses produksi,
  • Tidak ada produk cacat terkirim ke pelanggan,
  • setiap orang menjalankan tugasnya sesuai Prosedur Standar.

Tugas dan Kemampuan

Tugas QC didalam proses produksi manufaktur :

  • melakukan pengujian pada produk agar kualitas dan kuantitasnya sesuai dengan standar
  • melakukan pengecekan apakah barang hasil produksi lolos uji kualitas atau tidak.
  • melakukan pemantauan selama proses produksi berlangsung
  • menguji sampel dan menyusun laporan harian berdasarkan hasil pengamatan di tempat produksi
  • memastikan produk sudah sesuai dengan persyaratan dan SOP (Standar Operasional Prosedur)
  • bertanggung jawab jika ada kendala dalam memproduksi suatu barang
  • Apabila ditemukan suatu kejanggalan saat produksi berlangsung, maka wajib melaporkan kepada supervisor atau atasan
  • menganalisis faktor penyebab kegagalan produk
  • bertanggung jawab terhadap peralatan dan fasilitas pendukung lainnya

Kemampuan yang seharusnya dimiliki seorang Quality Control :

  • berpikir kritis sehingga bisa lebih teliti dalam bekerja
  • fokus pada detail
  • kemampuan analisis dan bisa melakukan riset
  • berwawasan luas dan memahami informasi yang berkaitan dengan produk
  • Mampu memahami SOP yang berlaku di perusahaan tempat kerja dan standar kualitas
  • mempunyai keterampilan dalam berkomunikasi karena pekerjaan yang dilakukan berhubungan dengan banyak orang

Tujuan Quality Control

Berikut beberapa tujuan adanya QC :

  • mengontrol biaya untuk keperluan operasional bisnis perusahaan
  • memastikan ktepatan dalam penyampaian pesan produk pada pelanggan
  • menjamin keamanan produk agar dapat dimanfaatkan pelanggan secara maksimal
  • menjaga proses pengembangan produk agar tidak mencemari lingkungan
  • sebagai langkah untuk memenuhi keinginan customer
  • meningkatkan angka customer satisfactory (kepuasan pelanggan)

Manfaat Quality Control

Dengan adanya penerapan QC di perusahaan, maka bisa diperoleh berbagai manfaat seperti :

  • Kualitas yang terjaga,
  • Produksi lebih konsisten,
  • Meningkatkan efisiensi proses kerja, tenaga kerja dan waktu,
  • Menjaga kepuasan pelanggan,
  • Memungkinkan bisnis perusahaan untuk lebih berkembang.

Quality Control dalam bisnis dan Teknologi Informasi

Teknologi telah memasuki era industri 5.0 bagi sebagian negara maju di dunia sehingga sistem pengembangan produk perangkat lunak mengalami banyak kemajuan dengan munculnya sistem otomasi dan penerapan komputasi cerdas.

Untuk itu dibentuk bagian QC yang khusus untuk lingkup bisnis industri kreatif, Teknologi Informasi (Information Technology).

Dimana lingkup pekerjaannya berbeda dengan QC di produksi manufaktur.

QC di era ini bertugas membangun produk yang berkualitas dengan proses pengujian yang dilakukan oleh seorang developer.

Proses tersebut meliputi pengecekan untuk mengukur dan memastikan kualitas produk apakah telah sesuai dengan standar perusahaan.

Lingkup QC secara umum adalah proses pengecekan dan pengujian yang dilakukan untuk mengukur serta memastikan kualitas produk telah sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh perusahaan dalam bisnis.

Posisi QC ini penting karena sangat memengaruhi arah bisnis untuk membantu dalam mencapai tujuan perusahaan, mereka berperan penting dalam meningkatkan dan mengendalikan mutu produk sebelum tahap perilisan.

Dalam fase SDLC (Software Development Life Cycle), QC berperan dalam proses testing dengan peran penting untuk melakukan pengujian produk bersama dengan QA (Quality Assurance).

Perbedaan mendasar dari kedua posisi ini adalah QA bertugas untuk mengecek setiap kebutuhan sistem dan fitur pada perangkat lunak berjalan, sedangkan QC lebih mengarah pada pengujian software untuk meningkatkan kualitas mutu produk agar sesuai dengan standar.

Aspek Penting

QC juga mempunyai beberapa aspek penting yang mendukung proses kegiatan produksi berjalan dengan lancar yakni :

  • Unsur Utama : aspek unsur seperti kontrol, manajemen kerja, proses yang telah terdefinisi, identifikasi catatan, dan integritas dari kinerja.
  • Kompetensi : kompetensi yang terdiri dari ilmu pengetahuan (kognitif), pengalaman, keterampilan (psikomotorik), dan kualifikasi kerja yang baik.
  • Elemen Lunak : aspek elemen lunak yang terdiri atas integritas, kepercayaan, motivasi, semangat dalam tiap tim, serta relasi yang berkualitas dalam kepegawaian.

Tugas

Tugas QC dalam bidang bisnis adalah seperti :

  • Melakukan monitoring dan pengecekan pada proses produksi hingga menjadi produk yang siap dipasarkan.
  • Mengaudit dan meluluskan produk aplikasi.
  • Memastikan setiap produk atau jasa telah dirancang sudah memenuhi syarat dan standarisasi sesuai dengan proses bisnis perusahaan atau organisasi.
  • Membuat laporan berupa catatan harian mengenai beberapa hal penting dalam proses validasi beberapa fitur aplikasi.
  • Membantu tugas yang diberikan oleh Supervisor Quality Control untuk mempercepat proses deployment aplikasi.

Profesi Kerja Quality Control

Berikut adalah jenis-jenis pekerjaan yang tersedia dalam bidang quality control.

Staf atau Operator Quality Control

Staf atau Operator QC bertugas untuk memeriksa produk dan memastikan tidak ada produk cacat yang terlewat dari pemeriksaan.

Kemudian, mereka memastikan bahwa produk sudah diproduksi sesuai dengan standar dan pedoman kerja yang ditentukan.

Perkerjaan tambahan bagi operator QC di bidang produksi manufaktur biasanya seperti :

  • mencatat dan mengelola produk cacat dan rusak,
  • menangani produk cacat seperti : pemisahan, penarikan dan perbaikan.

Quality analyst

Quality Analyst bertugas untuk melakukan pengujian semua aspek dari produk, baik secara teknis maupun fungsional.

Tujuan utamanya adalah untuk memastikan bahwa perusahaan dapat menciptakan produk yang berkualitas bagi konsumen.

Pada masa kini, quality analyst sering bekerja sama dengan bagian Teknologi Informasi (Information Technology) yang bertugas untuk melakukan identifikasi cacat pada proses pengembangan produk software.

Profesi ini biasanya lebih banyak ditemukan di bidang bisnis dan teknologi informasi, di bidang produksi manufaktur jarang adanya.

Quality Auditor

Quality auditor adalah pekerjaan level senior yang dapat dilakukan oleh staf quality control dan quality analyst dengan pengalaman yang sesuai.

Tugas utamanya adalah untuk mengevaluasi ulang hasil analisis dan pemeriksaan yang dilakukan para analis serta QC specialist.

Selanjutnya, mereka mereka juga perlu melakukan dan melaporkan audit mutu dalam proses pengembangan produk perusahaan, baik secara internal maupun eksternal.

Pekerjaan sebagai Quality auditor ini sendiri sering dianggap sebagai supervisor yang berperan untuk mengawasi kinerja staf quality control dan analyst.

Quality Coordinator

Profesi Quality coordinator berperan untuk mengumpulkan, mengatur, memantau dan mendistribusikan informasi yang berkaitan dengan proses perbaikan produk.

Mereka juga harus mengawasi kinerja stafnya agar tidak lepas dari aturan compliance dan dokumentasi standar manajemen mutu.

Profesi ini merupakan salah satu jabatan senior di bidang QC.

Staf quality control, analyst, dan auditor membutuhkan jam terbang yang cukup panjang dan relevan sebelum mereka dapat diberi jabatan ini.

Quality Manager

Quality Manager bertugas untuk mengawasi semua aspek dari kualitas organisasi dan upaya peningkatan bisnis perusahaan.

Profesi ini merupakan jabatan paling senior dalam bidang QC, yang bertugas untuk memimpin staf QC, analyst, auditor, dan coordinator.

Mereka harus mengembangkan dan mengelola program analisis kualitas produk, melatih karyawan, serta memfasilitasi perubahan mindset di seluruh lapisan organisasi.

Quality Manager juga bertanggung jawab untuk menetapkan rencana strategis, kebijakan dan prosedur di semua tingkatan perusahaan.

Hal ini dilakukan sebagai upaya peningkatan kualitas produk agar bisa melampaui harapan pelanggan internal dan eksternal perusahaan.

Di beberapa perusahaan besar bahkan ada jabatan General Manager Quality atau bahkan Quality Director yang memiliki wewenang lebih tinggi dan luas dibandingkan dengan Quality Manager.

Gaji Profesi QC

Untuk gaji atau penghasilan dari operator QC produksi manufaktur di Indonesia sendiri biasanya sesuai dengan UMR (upah minimum regional), berkisar antara 2 sampai 4 juta rupiah.

Sedangkan, untuk level yang lebih tinggi seperti staff hingga supervisor, gaji yang diperoleh mencapai 5 hingga 15 juta rupiah.

Untuk posisi spesialis atau senior seperti auditor dan coordinator, berada pada rentang 10 hingga 20 juta rupiah.

Manager biasanya mendapatkan tawaran yang serupa dengan posisi manager serupa dengan manager di bidang lainnya, yakni 25 hingga 45 juta rupiah.

Untuk General Manager hingga Director, bisa mencapai 50 juta hingga lebih dari 100 juta rupiah. Bergantung kemampuan perusahaan yang menggajinya.

Penutup

Demikian artikel dari standarku.com mengenai Quality Control.

Mohon saran dari pembaca untuk kelengkapan isi artikel ini, silahkan saran tersebut dapat disampaikan melalui kolom komentar.

Baca artikel lain :

Sumber referensi :

Leave a Comment