Standar Ergonomi

Standar Ergonomi adalah persyaratan atau aturan yang terkait dengan ergonomi, nah apa itu ergonomi?

Pengertian

Ada banyak definisi di dunia ini, silahkan dipilih oleh pembaca mana yang lebih mudah dipahami, jika salah satu sudah dipahami biasanya yang lain akan mengikuti.

Definisi

Bahasa

Berdasarkan sejarah, kata ergonomi berasal dari bahasa Yunani.

Ergo berarti Kerja dan Momos berarti aturan, sehingga dapat diartikan sebagai berikut :

Ergonomi adalah standar yang mengatur sikap dan tatacara tubuh manusia dalam melakukan pekerjaan.

Istilah “ergonomi” tersebut pertama kali diperkenalkan atau dicetuskan Oleh K.F.H. Murrel di Inggris pada tahun 1949.

Kemudian, istilah ini digunakan di berbagai negara dengan istilahnya masing-masing seperti :

  • Arbeltwissechaft sebutan di negara Jerman
  • Biotechnology dikenal di negara-negara Skandanavia.
  • Human Engineering atau Human Factor Engineering digunakan di Amerika Serikat.

Menurut OHSA

Menurut OHSA pada tahun 2000 :

Ergonomi adalah praktek dalam mendesain peralatan dan rincian pekerjaan sesuai dengan kapabilitas pekerja, dengan tujuan untuk mencegah cidera dan kecelakaan kerja pada pekerja.

Secara Ilmiah

Ergonomi adalah kesesuaian sebuah desain atau produk dengan manusia, secara : fisiologi, psikologi, antropometri dan biomekanik.

Ada semboyan yang dapat digunakan sebagai salah satu definisi yaitu :

Sesuaikan pekerjaan dengan pekerjanya dan sesuaikan pekerja dengan pekerjaannya

Fitting the Task to the Person and Fitting The Person To The Task

Sejarah

Berdasarkan catatan sejarah, ada beberapa peristiwa puncak yang menandai munculnya ergonomi di Indonesia yaitu :

  • Terbitnya Undang Undang Nomor 14 tahun 1969 yang membahas mengenai tenaga kerja sebagai subyek dan obyek pembangunan, dengan adanya ergonomi maka produktifitas akan meningkat 10 % atau lebih.
  • Diselenggarakannya lokakarya Ergonomi di Cibogo, Bogor pada tanggal 13 hingga 16 Juli 1978.

Pendekatan

Konsep pendekatan ergonomi adalah mempelajari hubungan antara manusia dengan lingkungan yang dipengaruhi oleh faktor-faktor :

  • Struktur dan fungsi tubuh : Anatomi dan Fisiologi.
  • Dalam tubuh : Psikologi
  • Sistem kerangka otot manusia : Biomekanik
  • Gerakan tubuh saat bergerak : Kinesiology
  • Engineering
  • Manajemen atau organisasi
  • Desain atau re-desain

Tujuannya adalah untuk tercapainya optimasi, efisiensi, kesehatan, keselamatan, keamanan dan kenyamanan.

Ruang Lingkup

Fokus dari ergonomi adalah manusia itu sendiri.

Sedangkan sistem kerja yang terdiri atas mesin, peralatan, lingkungan dan bahan harus disesuaikan dengan sifat, kemampuan dan keterbatasan manusia.

Dan bukan berarti manusia yang harus menyesuaikan dengan mesin, alat dan lingkungan serta bahan yang digunakan.

Persyaratan fisik dan psikologis (mental) pekerja untuk melakukan suatu pekerjaan, meliputi : pendidikan, postur tubuh, pengalaman kerja, umur dan lainnya.

Bahan-bahan atau peralatan kerja yang berisiko menimbulkan kecelakaan kerja seperti : pisau, palu, barang pecah belah, zat kimia dan lainnya.

Interaksi antara pekerja dengan peralatan kerja, yaitu : kenyamanan kerja, kesehatan dan keselamatan kerja, kesesuaian ukuran alat kerja dengan pekerja, standar operasional prosedur dan lainnya.

Alasan

Mengapa harus melakukan ergonomi?

Karena jika tanpa ada ergonomi akan menyebabkan :

  • Ketidaknyamanan pekerja
  • Menjadikan biaya tinggi
  • Berpotensi meningkatkan kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
  • Dapat membuat performance, efisiensi dan daya kerja menurun

Hal ini dapat dipahami dengan contoh bentuk posisi tubuh yang tidak ergonomi berikut :

gambar : bentuk posisi tubuh yang tidak ergonomi
gambar : bentuk posisi tubuh yang tidak ergonomi

Tujuan

Jadi apa tujuan Penerapan Ergonomi?

Yaitu untuk mengetahui apa saja permasalahan interaksi pekerja dengan alat kerja, sehingga dimungkinkan adanya suatu rancangan sistem interaksi antara pekerja dengan alat kerja yang optimal.

Penerapan tersebut akan membuahkan banyak manfaat seperti :

  • Pekerjaan cepat selesai
  • Resiko kecelakaan lebih kecil
  • Man days atau man hours tidak banyak yang hilang
  • Resiko penyakit akibat kerja menjadi kecil
  • Gairah kerja lebih tinggi
  • Munculnya biaya ekstra atau tambahan dapat ditekan
  • Kelelahan berkurang
  • Rasa sakit berkurang atau bahkan tidak ada

Penerapan

Prinsip Ergonomi

Berikut adalah prinsip-prinsip penerapan ergonomi :

Pembebanan Fisik

Merupakan kerja yang memerlukan energi fisik otot manusia sebagai sumber tenaganya.

Beban fisik yang diperbolehkan yaitu tidak melebihi 30-40% kemampuan maksimal seorang pekerja setiap 8 jam kerja dalam sehari.

Kemampuan fisik diukur dengan pengukuran denyut nadi dan konsumsi energi.

Sikap Tubuh Dalam Bekerja

Dalam bekerja harus diupayakan agar sikap tubuh merupakan sikap yang ergonomik.

Untuk mendukungnya diperlukan peralatan yang sesuai dengan ukuran tubuh pekerja.

Mengangkat dan Mengangkut

Faktor yang mempengaruhinya adalah berat beban, intensitas, jarak tempuh, lingkungan kerja, ketrampilan dan peralatan yang digunakan.

Sistem Manusia – Mesin

Penyesuaian menusia – mesin membantu menciptakan kenyamanan dan efisiensi kerja.

Kebutuhan Kalori

Dalam perhitungan kebutuhan kalori pekerja, sangat bervariasi tergantung dengan jenis pekerjaannya.

Sesuai dengan kenyataan bahwa semakin berat pekerjaannya maka konsumsi kalori lebih besar.

Pengorganisasian Kerja

Hal ini berhubungan dengan waktu kerja, istirahat, pengaturan shift kerja.

Pengorganisasian kerja ini bertujuan agar pekerjaan lebih efektif dan efisien.

Lingkungan Kerja

Kondisi ini sangat mempengaruhi terhadap produktivitas pekerja.

Lingkungan kerja bisa berupa lingkungan fisik, kimia, biologi, maupun psikologi.

Desain Kerja

Tujuan Desain Kerja atau Work Design adalah untuk memperoleh alokasi fungsi yang sesuai dengan jenis pekerjaan.

Dengan hal ini akan didapatkan sebuah sistem kerja yang aman, sehat, nyaman dan efisien.

Faktor Desain Kerja

Ada 3 faktor didalam desain kerja yang ergonomi yaitu :

Task Demands (Tuntutan tugas)

Faktor ini tergantung pada:

  • Task and Material Characteristics, ditentukan oleh karakteristik peralatan dan mesin, tipe, kecepatan dan irama kerja.
  • Organization Characteristics, berhubungan dengan jam kerja dan jam istirahat, kerja malam dan bergilir, cuti dan libur, manajemen.
  • Environmental Characteristics, berkaitan dengan manusia rekan kerja, suhu dan kelembaban, bising, getaran, penerangan, norma, kebiasaan, bahan-bahan pencemar.
Work Capacity (Kemampuan kerja)

Kemampuan kerja ditentukan oleh :

  • Personal Capacity, meliputi usia jenis kelamin, antropometri, pendidikan, pengalaman, agama, kesehatan, kesegaran tubuh.
  • Physiological Capacity, meliputi kemampuan dan daya tahan cardiovaskuler, syaraf otot, panca indera.
  • Psychological Capacity, berhubungan dengan kemampuan mental, waktu reaksi, kemampuan adaptasi, stabilitas emosi, daya tahan stress.
  • Biomechanical Capacity, berkaitan dengan kemampuan dan daya tahan sendi dan persendian, tendon dan jalinan tulang.
Performance (Kinerja)

Hal ini sangat tergantung pada rasio dari besarnya tuntutan tugas dengan besarnya kemampuan seseorang.

Bila tuntutan tugas melebihi kemampuan sesorang atau kapasitas kerjanya maka hasil akhir yang didapat berupa : ketidaknyamanan, cedera, rasa sakit, penyakit dan tidak produktif.

Bila tuntutan tugas lebih rendah dari kemampuan sesorang atau kapasitas kerjanya maka akan menghasilkan : understress, kebosanan, kejemuan, kelesuan, tidak produktif.

Maka perlu adanya keseimbangan yang dinamis antara tuntutan tugas dengan kemampuan yang dimiliki, sehingga dapat tercapai kondisi dan lingkungan yang sehat, aman, nyaman dan produktif.

Sistem Tidak Ergonomis

Apa tanda-tanda sebuah sistem kerja yang tidak Ergonomis? Antara lain adalah :

  • Hasil kerja yang tidak memuaskan
  • Sering terjadi kecelakaan
  • Pekerja sering melakukan kesalahan
  • Pekerja mengeluh adanya nyeri atau sakit pada leher, bahu, punggung
  • Alat kerja atau mesin yang tidak sesuai dengan karakteristik fisik pekerja
  • Pekerja terlalu cepat lelah dan butuh istirahat panjang
  • Postur kerja yang buruk, misalnya sering membungkuk, menjangkau atau jongkok.
  • Lingkungan kerja yang tidak teratur, bising, pengap atau redup.
  • Pekerja mengeluhkan beban kerja yang berlebih.
  • Komitmen kerja yang rendah.
  • Hilangnya sikap kepedulian terhadap pekerjaan.

Pengukuran

Ada berbagai Tools yang bisa membantu kita dalam pengukuran Ergonomi, seperti :

OWAS

Merupakan kependekan dari : Ovako Working Analysis System.

OWAS adalah suatu metode ergonomi yang digunakan untuk mengevaluasi postural stress yang terjadi pada sesorang ketika sedang bekerja.

Metode OWAS mengkodekan sikap kerja pada bagian punggung, tangan, kaki dan berat badan.

OWAS : Tools pengukuran Ergonomi
OWAS : Tools pengukuran Ergonomi

Reba

Yaitu kependekan dari : Rapid Entire Body Assessment.

Reba adalah sebuah metode yang dikembangkan untuk menilai posisi kerja atau postur leher, punggung, lengan pergelangan tangan dan kaki pekerja.

Rula

Istilah ini adalah kependekan dari : The Rapid Upper Limb Assessment.

Rula adalah suatu metode memaparkan analisis postur kerja bagian tubuh atas pekerja.

Metode ini digunakan untuk mengambil nilai poster dari satu siklus kerja yang dianggap mempunyai resiko bahaya.

NMB

Kepanjangannya adalah Nordic Body Map.

NMB adalah salah satu metode pengukuran subyektif untuk mengukur rasa sakit otot pada pekerja.  

NMB : Tools pengukuran Ergonomi
NMB : Tools pengukuran Ergonomi

Penilaian Dengan Nordic Body Map dilakukan dengan cara :

  • Jika dalam penilaian didapatkan hasil > 3/4, maka perlu dilakukan evaluasi lanjutan berdasarkan keluhan kesehatan karyawan.
  • Evaluasi menggunakan kuesioner Nordic Body Map atau Body Discomfort Map.

Penilaian Dengan Body Discomfort Map dilakukan dengan kuesioner, hasilnya adalah 2 pilihan :

  1. Tidak ada keluhan
  2. Terdapat keluhan

Jika hasil kuesioner didapatkan banyak keluhan, maka harus berkoordinasi dengan faslitas kesehatan untuk tindak lanjut kesehatan berikutnya.

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang sebagai tindak lanjut dari analisa ergonomi dapat direkomendasikan oleh Dokter.

Beberapa contoh pemeriksaan yang biasa dilakukan adalah :

EMG (Elektromiografi)

Merupakan teknik yang digunakan untuk mengevaluasi fungsi saraf dan otot dengan cara merekam aktivitas listrik yang dihasilkan oleh otot skeletal.

Pengetesan ini penting untuk digunakan dalam mendiagnosis kelainan otot dan saraf, sering juga digunakan untuk mengevaluasi kelainan sistem saraf periferal.

gambar : layanan EMG
gambar : layanan EMG
sumber : rs-antonius.com

CT-Scan (Computerized Tomography)

Merupakan prosedur pemeriksaan medis dengan menggunakan kombinasi teknologi Rontgen atau sinar-X dan sistem komputer khusus.

Tujuannya untuk melihat kondisi dalam tubuh dari berbagai sudut dan potongan.

gambar : layanan ct scan
gambar : layanan ct scan
sumber : floridamedicalclinic.com

MRI (Magnetic resonance imaging)

Merupakan pencitraan resonansi magnetik adalah pemeriksaan yang memanfaatkan medan magnet dan energi gelombang radio.

Tujuannya untuk menampilkan gambar struktur dan organ dalam tubuh.

gambar : layanan mri
gambar : layanan mri
sumber : spinuniverse.com

Rontgen

Merupakan prosedur pemeriksaan dengan menggunakan radiasi gelombang elektromagnetik.

Hasilnya dapat menampilkan gambaran bagian dalam tubuh.

gambar : layanan rontgen
gambar : layanan rontgen
sumber : halodoc.com

Demikian artikel dari standarku.com mengenai standar ergonomi, jika ada masukan atau saran silahkan disampaikan melalui kolom komentar.

Baca artikel lain :

Sumber referensi :

  • Materi Training Ergonomi

Leave a Comment