Standar Sampling Produksi

Standar Sampling Produksi adalah tatacara mengenai pengambilan sampel dalam aktifitas produksi suatu perusahaan berdasarkan standar yang berlaku seperti ISO.

Pengertian

Standar Sampling ini akan membahas mengenai sampling, AQL, pemeriksaan kualitas dan lot yang biasa diterapkan berbagai perusahaan di dunia.

Untuk itu, standarku.com akan memberikan penjelasan singkat mengenai hal-hal tersebut supaya lebih mudah dipahami.

Lot

Pada umumnya, perusahaan yang memproduksi suatu barang seperti perusahaan manufaktur,  menggunakan sistem yang membagi-bagi keluaran produksinya dalam bentuk lot.

Contohnya adalah perusahaan makanan yang memproduksi roti, perusahaan elektronik yang memproduksi perangkat WIFI, dan lainnya.

Setiap keluaran atau output produksi akan dilakukan pengemasa atau packing produk jadi, nah disinilah lot-lot produksi dibagi.

Perhitungan 1 lot produksi ada berapa banyak ditentutakan oleh masing-masing perusahaan, ada yang menentukan 1 lot berisi 10 produk, 100 produk atau ukuran lainnya.

Penentuan jumlah lot produksi ini biasanya bergantung pada :

  • Dimensi produk yang dihasilkan, semakin besar ukuran produk maka isi lot akan semakin sedikit.
  • Kemasan atau packing produk, pada produk berukuran kecil maka ukuran kardus packing akan menjadi patokan berapa banyak produk per lot.
  • Pertimbangan lainnya.

Apakah lot hanya diterapkan pada keluaran produksi? Tidak, sistem lot juga diterapkan pada masukan produksi.

Yaitu saat bahan baku atau material dari pemasok atau suplier datang ke perusahaan, sistem lot juga diterapkan di bagian ini.

Kualitas

Sebuah perusahaan harus memiliki target kualitas, karena kualitas produk sangat penting dan menentukan masa depan perusahaan.

Produk yang tidak berkualitas akan menyebabkan komplain dari pelanggan dan yang paling buruk akan ditinggalkan pelanggan.

Tanpa pelanggan maka perusahaan tidak dapat menjual produk atau jasanya dan akhirnya akan mengalami kebangkrutan.

Sangat penting sekali kualitas ini bukan?

Mengenai sistem terkait kualitas ini secara lebih lengkap dapat dibaca pada artikel standarku.com yang lain : Memahami arti Quality System.

Sampling

Apa itu sampling? Sampling adalah pengambilan contoh produk pada setiap lot produksi untuk dilakukan pemeriksaan, biasanya dilakukan oleh bagian Kualitas.

Pemeriksaan tersebut dilakukan berdasarkan standar kualitas yang sudah ditentukan, yaitu standar :

  • Spesifikasi produk : baik dimensi, fungsi, maupun pengetesan spesifik.
  • Kualitas : merupakan toleransi maksimum dari variasi produk yang dihasilkan produksi, yang masih dianggap dapat diterima.
  • Sampling : ada berbagai tatacara pengambilan sampel yang akan dibahas pada artikel standarku.com ini lebih lanjut.

Hasil dari pemeriksaan sampel akan menentukan apakah lot produksi tersebut diterima atau tidak.

Jika hasilnya tidak diterima maka dapat dikembalikan ke bagian produksi untuk dilakukan pemeriksaan ulang atau perbaikan produk.

Istilah produk yang tidak diterima adalah NG (Not Good), ada pula yang memberi nama produk Reject atau gagal.

Namun jika hasil pemeriksaan tersebut memenuhi standar yang ditentukan, maka dapat dilanjutkan ke bagian penampungan produk jadi atau Finished Goods.

Untuk produk yang lolos pemeriksaan tersebut biasa disebut dengan nama produk OK atau PASS.

Produk ini sudah siap untuk dikirimkan ke pelanggan atau customer atau pasar.

Lalu, kenapa bagian kualitas harus melakukan sampling? Ada beberapa alasan seperti :

  • Pemeriksaan 100% produk sudah dilakukan oleh bagian produksi, sedangkan bagian kualitas lebih berfokus untuk memastikan tidak ada produk gagal yang lolos dari pemeriksaan.
  •  Sampling yang dilakukan dengan benar dan tepat sudah cukup untuk mewakili seluruh produk.

Setelah kita memahami berbagai istilah dalam bab pengertian diatas, maka kita bisa langsung mengerti maksud dari ketentuan dalam berbagai standar dunia yang berlaku.

Perusahaan kelas dunia yang menghasilkan produk untuk pelanggan di seluruh penjuru dunia, sudah pasti harus menggunakan kriteria standar kelas dunia pula.

AQL

Istilah AQL kerap digunakan dalam dunia kualitas (baik QA maupun QC) di perusahaan manufaktur, merupakan kependekan dari istilah Acceptance Quality Level.

AQL adalah tingkat kualitas terendah (minimum) bagi proses produksi yang dianggap dapat diterima sebagai rata-rata proses.

Penggunaan AQL bukanlah sebagai spesifikasi bagi produk atau sebagai target dari proses produksi, namun sebagai standar yang digunakan untuk menilai kualitas suatu lot.

Standar ISO mengenai Sampling

Berikut ini adalah berbagai standar mengenai sampling yang diterbitkan oleh  badan ISO (International Organization for Standardization).

Standar ISO 3951-1

ISO 3951-1: 2013 ini dipublikasikan pada september 2013, dan diterbitkan edisi koreksi selanjutnya dalam bahasa inggris dan perancis pada desember 2016.

Penyusun standar ini adalah Komite Teknis ISO yang bernama ISO/TC 69/SC 5 Acceptance sampling.

Standar ISO 3951-1 adalah bagian pertama dari standar ISO mengenai prosedur sampling untuk pemeriksaan berdasarkan variable.

Fokus dari ISO 3951-1 adalah untuk rencana pengambilan sampel tunggal berdasarkan indeks AQL. Bagi pemeriksaan berdasarkan lot pada karakteristik kualitas tunggal dan AQL tunggal.

Judul asli standar dari ISO ini adalah :

ISO 3951-1:2013 Sampling procedures for inspection by variables — Part 1: Specification for single sampling plans indexed by acceptance quality limit (AQL) for lot-by-lot inspection for a single quality characteristic and a single AQL

Maka lingkup standar tersebut berdasarkan judulnya adalah mengenai :

  • Sistem penerimaan sampel dari rencana pengambilan sampel tunggal untuk pemeriksaan yang berdasarkan oleh variabel.
  • Indeks dilakukan dalam hal batas kualitas penerimaan atau yang disingkat dengan AQL, dan dirancang untuk pengguna yang membutuhkan persyaratan sederhana.

Untuk persyaratan yang lebih komprehensif dan teknis dibanding ISO 3951-1,  disarankan untuk merujuk ke standar lain yaitu ISO 3951-2.

Tujuan

Tujuan dari metode yang ditetapkan dalam ISO 3951-1: 2013 adalah untuk memastikan agar lot-lot yang berkualitas dapat lebih mudah diterima daripada lot yang kurang berkualitas.

Metodenya adalah dengan menggunakan aturan switching seperti berikut:

Perlindungan otomatis bagi pelanggan

Yaitu jika terdeteksi adanya penurunan kualitas, maka segera beralih ke inspeksi yang lebih ketat atau penghentian inspeksi pengambilan sampel.

Insentif

Berdasarkan kebijakan pihak yang bertanggung jawab, dapat dilakukan usaha untuk mengurangi biaya inspeksi.

Caranya adalah dengan beralih ke ukuran sampel yang lebih kecil, boleh dilakukan setelah secara konsisten didapatkan kualitas yang baik selama waktu tertentu.

Tatacara sampling ISO 3951-1: 2013

Dalam standar ini, penerimaan suatu lot ditentukan secara implisit dari perkiraan persentase item yang tidak sesuai dalam proses, berdasarkan sampel acak item dari lot.

ISO 3951-1: 2013 diterapkan pada serangkaian lot berkelanjutan dari banyak produk terpisah yang semuanya dipasok oleh satu produsen dan menggunakan satu proses produksi.

Jika ada produsen atau proses produksi yang berbeda, ISO 3951-1: 2013 diterapkan untuk masing-masing secara terpisah.

Standar ISO 2859-5


Standar ISO 2859-5: 2005 merupakan edisi kesatu yang diterbitkan pada Juni 2005 dengan tebal 43 halaman, yang disusun oleh Komite Teknis ISO/TC 69/SC 5.

Judul asli standar ini adalah :

Sampling procedures for inspection by attributes — Part 5: System of sequential sampling plans indexed by acceptance quality limit (AQL) for lot-by-lot inspection.

ISO 2859-5: 2005 berisi skema pengambilan sampel berurutan yang melengkapi ISO 2859-1 (sistem pengambilan sampel penerimaan untuk inspeksi berdasarkan atribut).

Standar ini diharapkan dapat membantu mengatasi masalah yang dialami pemasok atau suplier.

Pemasok atau suplier mengalami tekanan ekonomi dan psikologis karena banyaknya lot yang tidak diterima oleh perusahaan pelanggan nya.

Dengan adanya standar ini, pemasok akan dapat mempertahankan kualitas rata-rata prosesnya, setidaknya mampu memenuhi batas kualitas penerimaan yang ditentukan.

Skema pengambilan sampel yang didefinisikan didalam standar ISO 2859-5: 2005 dapat diterapkan (tetapi tidak terbatas) untuk inspeksi :

  • Produk jadi
  • Komponen atau barang setengah jadi
  • Bahan baku atau material
  • Operasi atau produk yang sedang dalam proses
  • Bahan dalam proses atau material tambahan didalam proses
  • Persediaan dalam penyimpanan
  • Operasi pemeliharaan
  • Data atau catatan
  • Prosedur administrasi

Skema tersebut dirancang untuk diterapkan pada serangkaian lot yang berkelanjutan, yaitu rangkaian lot yang cukup panjang yang memungkinkan aturan switching dapat diterapkan.

Aturan-aturan switching ini memberikan :

  • Peningkatan perlindungan bagi konsumen (dengan cara memperketat kriteria pemeriksaan berdasarkan pengambilan sampel atau penghentian kegiatan sampling tersebut) jika terjadi penurunan kualitas.
  • Insentif, berdasarkan kebijakan bagian yang bertanggung jawab untuk mengurangi biaya pemeriksaan (dengan cara mengurangi kriteria inspeksi sampel), hal ini diperbolehkan setelah secara konsisten produk proses menunjukkan kualitas yang baik dari waktu ke waktu.

Rencana pengambilan sampel individu tidak dirancang untuk berlaku di luar skema yang  disajikan.

Namun, jika lot diproduksi didalam lingkup atau rangkaian yang terlalu kecil untuk diterapkan pada ISO 2859-5: 2005.

Maka pengguna disarankan untuk mempelajari standar lain yaitu ISO 2859-2, sehingga dapat mempertimbangkan rencana pengambilan sampel yang lebih tepat.

Standar ISO 2859-2

Dokumen standar ini disusun oleh Komite Teknis ISO/TC 69/SC 5 Acceptance sampling, yang diterbitkan pada Februari 2020 sebagai edisi kedua dengan tebal 46 halaman.

Standard ini ditinjau atau di review setiap 5 tahun sekali, revisi versi ISO 2859-2: 2020 menggantikan versi sebelumnya yaitu ISO 2859-2: 1985.

ISO 2859-2:2020 merupakan standar bagian kedua dari “Prosedur pengambilan sampel untuk inspeksi berdasarkan atribut”.

Fokus dari standar ini pada rencana pengambilan sampel yang di indeks dengan membatasi kualitas atau Limiting Quality (LQ) untuk inspeksi lot terisolasi.

Judul asli standar ini adalah :

Sampling procedures for inspection by attributes — Part 2: Sampling plans indexed by limiting quality (LQ) for isolated lot inspection

Dokumen ini menetapkan sistem penerimaan pengambilan sampel untuk pemeriksaan berdasarkan atribut yang di indeks dengan kualitas terbatas atau limiting quality (LQ).

Sistem pengambilan sampel ini digunakan untuk lot yang terpisah (urutan lot yang terisolasi, lot yang terisolasi, lot yang unik, atau rangkaian lot yang pendek), di mana aturan pengalihan seperti yang ada pada ISO 2859-1, tidak berlaku.

Level pemeriksaan seperti yang diatur pada ISO 2859‑1 adalah untuk mengontrol jumlah relatif pemeriksaan dan tidak tersedia dalam dokumen ini.

Ada berbagai situasi di dunia industri  yang menyebabkan aturan switching yang biasa digunakan tidak dapat diterapkan, seperti :

  • Produksi yang terputus-putus (tidak kontinyu)
  • Produksi berasal dari beberapa sumber yang berbeda dan jumlah yang berbeda-beda pula.
  • Lot-lot yang di isolasi.
  • Lot yang dikirim ulang setelah pemeriksaan.

Rencana pengambilan sampel dalam dokumen ini diindeks oleh serangkaian nilai kualitas terbatas atau limiting quality (LQ) tertentu.

Dimana risiko konsumen (probabilitas penerimaan di LQ) biasanya di bawah 0,10 (10%), kecuali dalam beberapa kasus.

Dokumen ini ditujukan baik untuk pemeriksaan item yang tidak sesuai maupun untuk pemeriksaan ketidaksesuaian per 100 item.

Maksudnya adalah untuk digunakan ketika pemasok dan konsumen sama-sama menentukan bahwa lot dianggap sebagai lot yang di isolasi.

Artinya lot tersebut bersifat unik karena merupakan satu-satunya jenis yang diproduksi.

Selain itu juga bisa digunakan ketika ada serangkaian lot yang terlalu kecil untuk penerapan aturan switching.

Demikian artikel dari standarku.com mengenai Standar Sampling bagi perusahaan produksi atau manufaktur.

Mohon saran dari pembaca untuk kelengkapan isi artikel ini.

Silahkan saran tersebut dapat disampaikan melalui kolom komentar.

Baca artikel lain :

Sumber Referensi :

Leave a Comment