Tekanan Angin Ban Mobil Standar Indonesia

Standar Tekanan Angin Ban Mobil adalah referensi ukuran tekanan angin pada ban mobil sesuai dengan standar dari pabrikan mobil Jepang di Indonesia.

Artikel ini akan membahas Tekanan Angin Ban Mobil Standar Pabrikan Jepang yang dijual di pasar Indonesia.

Penentuan Standar

Pengaturan tekanan ban sangat berpengaruh pada kenyamanan dan keamanan dalam berkendara.

Tekanan angin ban untuk setiap jenis dan merk mobil biasanya memiliki standar masing-masing yang berbeda-beda.

Pada umumnya, pabrikan mobil telah menentukan berapa tekanan yang ideal untuk ban pada mobil yang mereka produksi.

Namun standar atau panduan dari pabrikan ini akan menjadi tidak berlaku ketika velg dan ban diganti dengan ukuran yang berbeda dari ukuran standar pabrikan.

Untuk mengetahui secara pasti tekanan angin ban mobil, dapat dilihat pada stiker Informasi Tekanan Ban (Tire-Loading Information).

Lokasi stiker ini biasanya berada di frame pilar pintu depan kanan mobil (pintu pengemudi).

Pengguna dapat membuka pintu kanan depan bagian pengemudi.

Selanjutnya di pilar bagian dalam atau tepatnya di sebelah kanan bawah jok pengemudi terdapat stiker kotak bertuliskan informasi mengenai tekanan ban.

Namun ada juga yang ditempel pada bagian lain dari mobil, sebaiknya ditanyakan ke bagian penjualan atau bisa juga dilihat pada buku panduan pemakaian kendaraan.

Daftar Standar Tekanan Angin Ban Mobil

Tekanan ban mobil yang ideal adalah sesuai dengan standar yang telah diberikan dari pabrikan mobil.

Untuk mengetahui standar ukuran tersebut, dapat dilihat pada sticker tentang informasi tekanan angin standar mobil yang biasanya telah tertempel di bagian pintu pengemudi.

Berikut adalah referensi daftar tekanan angin ban mobil sesuai pabrikan, yang dirangkum oleh standarku.com dari berbagai sumber :

PabrikanJenisTekanan Standar (psi)
HondaMobilio
New Honda Mobilio
Depan : 30 Belakang : 30
HondaBrio
New Honda Brio
Depan : 29 Belakang : 26
HondaNew Honda Jazz
New Honda Jazz RS
Depan : 32 Belakang : 30
HondaFreedDepan : 30 Belakang : 30
HondaHRVDepan : 32 Belakang : 30
HondaCRV 2.0Depan : 32 Belakang : 30
HondaCRV 2.4Depan : 30 Belakang : 33
HondaCivic 1.8Depan : 30 Belakang : 30
HondaCivic 2.0Depan : 35 Belakang : 35
HondaAccordDepan : 33 Belakang : 33
HondaCRZDepan : 32 Belakang : 30
ToyotaAgyaDepan : 36 Belakang : 36
ToyotaAvanza New AvanzaDepan : 34 Belakang : 38
ToyotaCalyaDepan : 36 Belakang : 36
ToyotaCamry (velg 16)Depan : 33 Belakang : 33
ToyotaCamry (velg 17)Depan : 32 Belakang : 32
ToyotaCamry hybridDepan : 32 Belakang : 32
ToyotaCorolla Altis (velg 16)Depan : 32 Belakang : 30
ToyotaCorolla Altis (velg 17)Depan : 32 Belakang : 32
ToyotaFortunerDepan : 29 Belakang : 29
ToyotaHiluxDepan : 29 Belakang : 29
ToyotaHiace (velg 16)Depan : 48 Belakang : 62
ToyotaHiace (velg 17)Depan : 43 Belakang : 43
ToyotaKijang InnovaDepan : 33 Belakang : 36
ToyotaLand Cruiser (velg 17)Depan : 33 Belakang : 38
ToyotaLand Cruiser (velg 17)Depan : 33 Belakang : 33
ToyotaLand Cruiser (velg 18)Depan : 33 Belakang : 33
ToyotaLand Cruiser (velg 20)Depan : 33 Belakang : 38
ToyotaRush New RushDepan : 33 Belakang : 33
ToyotaSienta (velg 15)Depan : 33 Belakang : 35
ToyotaSienta (velg 16)Depan : 36 Belakang : 36
Toyota86Depan : 35 Belakang : 35
ToyotaVios (velg 15)Depan : 32 Belakang : 30
ToyotaVios (velg 16)Depan : 30 Belakang : 29
ToyotaVoxyDepan : 35 Belakang : 35
ToyotaYaris (velg 15)Depan : 32 Belakang : 30
ToyotaYaris (velg 16)Depan : 30 Belakang : 29
ToyotaAlphard VellfireDepan : 35-44 Belakang : 35-44
DaihatsuAylaDepan : 29 Belakang : 32
DaihatsuSirionDepan : 29 Belakang : 32
DaihatsuXeniaDepan : 30 Belakang : 33
DaihatsuSigraDepan : 30 Belakang : 33
DaihatsuTeriosDepan : 35 Belakang : 40
DaihatsuLuxioDepan : 30 Belakang : 33
DaihatsuGranmaxDepan : 30 Belakang : 33
DaihatsuRoxyDepan : 35 Belakang : 40
SuzukiKarimun EstiloDepan : 33 Belakang : 33
SuzukiErtigaDepan : 30 Belakang : 33
SuzukiCarryDepan : 32 – 35 Belakang : 40 – 45
SuzukiBaleno HatchbackDepan : 32 Belakang : 38
SuzukiKatana JimnyDepan : 23 Belakang : 23
SuzukiIgnisDepan : 36 Belakang : 32
SuzukiAPVDepan : 30 Belakang : 32
SuzukiSX4Depan : 33 Belakang : 33
MitsubishiMirage GLX
Mirage GLS
Depan : 25 Belakang : 25
MitsubishiMirage ExceedDepan : 35 Belakang : 35
MitsubishiOutlander PXDepan : 32 Belakang : 32
MitsubishiPajero sport GLX
Pajero sport EXCEED 4×2 MT
Pajero sport EXCEED 4×2 AT
Depan : 200 Belakang : 220-250
MitsubishiPajero sport Dakkar 4×2
AT Pajero sport Dakkar 4×4 AT
Depan : 200 Belakang : 220-250
daftar tekanan angin ban mobil

Jika ada data diatas yang berbeda dengan data pada buku panduan resmi kendaraan dari pabrikan, maka pembaca harus mengikuti data resmi pabrikan tersebut.

Setiap jenis atau tipe mobil mempunyai ukuran velg dan ban yang berbeda, sehingga tekanan anginnya juga berbeda.

Jika mobil menggunakan velg dan ban orisinil dari pabrikan, maka untuk tekanan angin sesuai dengan ketentuan atau standar dari pabrikan.

Namun jika velg diganti dengan ukuran yang berbeda seperti misalnya yang lebih besar, maka lebih baik ditanyakan terlebih dahulu ke bengkel resmi.

Tujuannya adalah untuk menyesuaikan tekanan angin agar sesuai dengan ban yang digunakan.

Saat ini telah banyak mobil yang dilengkapi dengan fitur Tyre Pressure Monitoring System (TPMS) yang sangat membantu untuk melakukan pengecekan kondisi tekanan angin pada setiap ban mobil.

Namun pada umumnya fitur ini hanya dimiliki oleh mobil keluaran terbaru dan mobil mewah.

Bagi yang belum memiliki fitur ini juga dapat membeli alat yang bernama TPSM tersebut.

Bahaya Tekanan Angin Ban Mobil tidak standar

Tekanan Angin Ban Mobil yang tidak sesuai standar bisa dibagi menjadi 2 kategori yakni :

  • Tekanan angin pada ban yang terlalu tinggi, dan
  • Tekanan angin pada ban yang terlalu rendah atau kurang

Berikut adalah beberapa contoh bahaya yang diakibatkan oleh tekanan angin pada ban yang terlalu tinggi :

  • mengurangi performa pengereman pada saat mobil melewati jalan yang basah dan licin, sehingga dapat berakibat ban selip dan terjadi kecelakaan,
  • mengurangi stabilitas mobil saat dikendarai,
  • suspensi mobil bisa menjadi keras dan terasa tidak nyaman ketika melewati jalan rusak atau jalan yang permukaannya tidak rata,
  • Risiko yang paling parah adalah bisa membuat ban mobil meledak, jika tekanan pada mobil yang jauh melebihi standar.

Sedangkan berikut ini adalah contoh bahaya yang diakibatkan oleh tekanan angin pada ban yang terlalu rendah :

  • Tarikan mobil terasa semakin berat, karena ban tidak dapat berputar dengan sempurna.
  • Terjadinya pengikisan pada ban yang tidak seimbang, karena hanya bagian pinggiran ban saja yang menapak pada aspal. Sedangkan pada bagian tengah akan tertekuk ke atas, hal ini menyebabkan ban terkikis secara tidak merata.
  • Ban yang kekurangan angin akan memiliki benjolan pada dinding samping ban atau disebut sidewall, hal ini dapat merusak konstruksi ban.
  • Jika ban telah mengalami kerusakan konstruksi ban, maka ban bisa meledak. Hal ini juga disebabkan oleh kekuatan benang kawat yang ada di dalam ban, yang mengalami penurunan kekuatan akibat dari gesekan yang terjadi secara terus menerus dan terjadi penipisan lapisan ban.
  • Performa pengereman juga dapat berkurang jika tekanan angin ban di antara roda depan dan roda belakang terlalu rendah.
  • Pengereman yang kurang optimal akan membuat mobil mudah tergelincir ketika melewati jalanan yang basah, sedangkan pada jalan yang kering dapat berakibat ban mudah selip.
  • Tekanan angin kurang membuat gesekan yang besar diantara permukaan ban dan aspal. Sehingga mobil butuh tenaga tambahan agar tetap dapat melaju, hal ini akan membuat daya serap bahan bakar menjadi lebih banyak atau lebih boros.
  • Umur ekonomis ban juga dapat berkurang secara drastis karena tekanan angin ban yang kurang ideal, sehingga pengguna harus mengganti ban mobil sebelum mencapai standar masa penggantian ban.

Menjaga Standar Tekanan Angin Ban Mobil

Sangat penting untuk selalu memeriksa tekanan ban secara berkala demi menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.

Berikut adalah beberapa saran agar tekanan ban selalu terjaga dengan baik :

  • Lakukan pengecekan tekanan angin pada ban mobil secara rutin agar performa ban tetap dapat terjaga dengan baik, ,isalnya satu kali dalam setiap bulan.
  • Sebaiknya mobil tidak membawa muatan yang melebihi batas karena beban pada setiap ban mobil menjadi lebih berat, tekanan angin standar pabrikan hanya disesuaikan untuk standar beban maksimal mobil yang sudah ditentukan. Biasanya pada setiap ban sudah tertulis berat maksimal yang mampu ditanggungnya.
  • Pastikan kondisi ban sudah dingin ketika akan menambahkan angin. Jika penambahan tekanan angin dilakukan ketika roda atau ban masih panas, maka pengukurannya tidak bisa akurat. Akibatnya tekanan angin dapat menurun ketika ban sudah dingin dan harus mengisinya lagi.
  • Perhatikan kondisi tutup pentil atau tutup niple ban. Jika tutup sudah rusak maka harus diganti dengan yang baru. Tutup pentil sangat berguna untuk menahan angin ban agar tidak terjadi kebocoran, jadi jika tutup pentil rusak maka dapat berakibat pada bocornya tekanan angin ban.

Penutup

Demikian artikel dari standarku.com mengenai Standar Tekanan Angin Ban Mobil Jepang di Indonesia.

Mohon saran dari pembaca untuk kelengkapan isi artikel ini, silahkan saran tersebut dapat disampaikan melalui kolom komentar.

Baca artikel lain :

Sumber referensi :

Leave a Comment