Standar Mineral Konflik

Mineral Konflik adalah bahan baku atau mineral yang berasal dari belahan dunia tertentu di mana sedang terjadi konflik yang mempengaruhi pertambangan dan perdagangan dari material tersebut.

Mineral konflik ini terdiri dari tin, tantalum, tungsten dan gold sehingga disingkat dengan istilah 3TG, yang berasal dari tambang di Kongo bagian timur.

Mineral-mineral ini merupakan bagian penting dari perangkat teknologi dan lainnya yang selalu kita gunakan sehari-hari, contohnya : laptop, ponsel, dan tablet hingga mobil, pesawat, lampu, dan perhiasan.

Mineral tersebut banyak digunakan pada :

  • Peralatan elektronik
  • Produk perhiasan
  • Komponen otomotif
  • Kedirgantaraan
  • Peralatan medis
  • Dan di berbagai macam industri lainnya

Sejarah Mineral Konflik

Dilaporkan bahwa milisi dan kelompok pemberontak di Kongo timur yang didanai dari penjualan mineral-mineral ini, telah membunuh 5 juta orang lebih sejak 1998.

Oleh karena itu aturan 3TG dibuat agar perusahaan-perusahaan di dunia tidak mengambil material dari negara konflik, karena dapat diartikan ikut serta dalam memanfaatkan hasil konfilk tersebut.

Jadi setiap perusahaan harus memastikan bahwa produk yang dibuatnya tidak mendapatkan sumber mineral tertentu, terutama tantalum, timah, tungsten, dan emas (3TG) dari :

  • Negara-negara Tertutup (Republik Demokratik Kongo/DRC atau negara-negara tetangganya)
  • Dari tambang yang dikuasai oleh kelompok-kelompok bersenjata yang mengeksploitasi pekerja tambang untuk mendanai kejahatan terhadap kemanusiaan.

Standar Mineral Konflik Amerika

Berdasarkan Pasal 1502 dari US Dodd-Frank Wall Street Reform and Consumer Protection Act yang ditandatangani menjadi Undang-undang oleh Presiden Obama pada tanggal 21 Juli 2010.

Definisi dari ‘Mineral dan Logam Konflik’ adalah : emas, timah putih, tantalum, dan tungsten, derivatif dari kasiterit, columbite-tantalite, dan wolframite.

Mineral dan logam konflik yang melalui pertambangan, produksi atau penyediaan telah dengan sengaja atau tidak sengaja bermanfaat bagi kelompok-kelompok bersenjata ilegal di Republik Demokratik Kongo (DRC) dan negara-negara sekitarnya.

Perusahaan-perusahaan di dunia diharapkan mendukung tujuan Undang-undang tersebut untuk mengurangi hubungan antara pertambangan dan konflik di bagian timur Republik Demokratik Kongo (DRC) dan negara-negara sekitarnya.

Selanjutnya agar mendukung tujuan kemanusiaan untuk mengakhiri konflik kekerasan yang terjadi di sana.

Penanganan Mineral Konflik

Setiap perusahaan harus memantau rantai pasokan atau suplier yang memasok bahan mentah atau bahan baku dengan konsisten.

Caranya adalah seperti dengan melakukan survei rantai pasokan terhadap para pemasok perusahaan.

Survei bertujuan untuk mengidentifikasi berbagai pabrik peleburan dan pemurnian serta negara-negara asal tantalum, timah, tungsten, dan emas dalam produk yang dipasok ke perusahaan.

Contohnya adalah perusahaan besar intel yang sudah menggunakan format survei standar yaitu Conflict Minerals Reporting Template (CMRT) dari RMI.

Setiap perusahaan harus berkomitmen pada pencarian sumber mineral yang bertanggung jawab.

Maksudnya adalah pencarian sumber dengan cara etis dan berkelanjutan yang melindungi hak asasi setiap orang yang ada dalam rantai pasokan global.

Pernyataan Penanganan Perusahaan

Pada umumnya, perusahaan besar sudah mencantumkan pernyataan mengenai kebijakan tentang penanganan mineral konflik.

Bisa kita lihat contoh pernyataan kebijakan tersebut di website perusahaan seperti :

Referensi lain

Perusahaan juga diharapkan untuk memahami mengenai pelanggaran hak asasi tambahan yang diuraikan dalam OECD Due Diligence Guidance for Responsible Supply Chains of Minerals dari Conflict-Affected and High-Risk Areas (OECD Guidance).

Demikian artikel dari standarku.com mengenai …
Mohon saran dari pembaca untuk kelengkapan isi artikel ini.
Silahkan saran tersebut dapat disampaikan melalui kolom komentar.

Baca artikel lain :

Sumber referensi :

Leave a Comment