VUCA (Volatility, Uncertainty, Complexity, dan Ambiguity) adalah istilah standar untuk mendefinisikan situasi yang bergejolak, tidak pasti, kompleks dan tidak jelas.
Pengertian VUCA
VUCA sendiri adalah singkatan atau akronim dari :
- Volatility : bergejolak, anomali
- Uncertainty : tidak pasti, ketidakpastian
- Complexity : kompleks, kerumitan
- Ambiguity : tidak jelas, ketidakjelasan
Dunia VUCA adalah dunia dimana kita hidup pada masa sekarang, dimana terjadi perubahan yang :
- sangat cepat,
- tidak terduga,
- dipengaruhi oleh banyak factor yang sulit dikontrol,
- menjadikan kebenaran serta realitas menjadi hal yang sangat subyektif.
Berikut ini adalah penjelasan dari istilah-istilah tersebut :
V : Volatility
Merupakan dunia yang berubah cepat, bergejolak, tidak stabil, dan tak terduga.
Perubahan ini dapat terjadi pada berbagai hal seperti : sosial, ekonomi dan politik.
Contoh nyata adalah pandemi, dimana sebelumnya tidak ada prediksi bahwa 2020 akan menjadi tahun yang paling sulit bagi hampir semua sektor usaha di dunia.
U : Uncertainty
Masa depan yang penuh dengan ketidakpastian, atau sulitnya memprediksi isu dan peristiwa yang saat ini sedang terjadi.
Sejarah dan pengalaman masa lalu tidak lagi mampu untuk memprediksi peluang maupun sesuatu yang akan terjadi.
C : Complexity
Dunia modern yang lebih kompleks dari sebelumnya, atau adanya gangguan dan kekacauan yang mengelilingi setiap organisasi.
Masalah dan akibat yang terjadi lebih berlapis, berjalin bertautan satu sama lain, dan saling mempengaruhi.
Pengaruh eksternal yang dihadapi oleh para pemimpin bisnis menjadi semakin rumit.
A : Ambiguity
Lingkungan bisnis semakin membingungkan, tidak jelas, dan sulit dipahami, setiap situasi dapat menimbulkan banyak penafsiran atau persepsi.
Sejarah VUCA
Berawal dari situasi dunia bisnis yang bergejolak dengan penuh ketidaktahuan, persaingan yang kompleks, dan kompetitor yang tidak jelas.
Sehingga muncul istilah VUCA.
VUCA world adalah istilah yang diciptakan oleh Warren Bennis dan Burt Nanus, dua orang pakar ilmu bisnis dan kepemimpinan dari Amerika.
Istilah ini muncul dalam teori kepemimpinan Warren Bennis dan Burt Nanus pada 1987.
Kemudian digunakan dalam pelatihan kepemimpinan militer di US Army War College.
Tujuannya untuk menggambarkan situasi politik-keamanan yang berubah cepat di era 1990-an, dari keruntuhan Soviet hingga Perang Teluk.
Jadi istilah ini awalnya diciptakan oleh militer Amerika untuk menggambarkan situasi geo-politik saat itu.
Namun karena kesamaan makna, maka istilah VUCA kini diadopsi oleh dunia bisnis.
Sejak saat itu, VUCA juga digunakan dalam pelatihan kepemimpinan bisnis sebagai salah satu keterampilan yang harus dikuasai dalam perencanaan strategis.
Pada masa kini sudah merebak di berbagai sekolah-sekolah bisnis, dimana mereka menawarkan pogram maupun sertifikasi VUCA.
Beberapa contoh akibat VUCA yang terjadi di dunia :
VUCA : Toyota vs Tesla
Toyota adalah perusahaan otomotif terbesar di dunia dalam beberapa dekade terakhir, tetapi saat ini nilai valuasi nya kalah jauh dengan sebuah perusahaan otomotif baru yaitu Tesla.
Dimana Tesla menjanjikan sebuah konsep masa depan yang membuat para investor mulai melirik brand Tesla dan penasaran dengan proses inovasi yang dilakukan oleh Tesla.
Toyota dikenal dengan konsep inovasi gaya lamanya melalui metode populer yang dihasilkannya yakni Toyota Way.
Sedangkan Tesla membuat konsep inovasi yang bertolak belakang dengan konsep Toyota, yang disebut Tesla Way.
Lebih lanjut mengenai perbandingan konsep Toyota Way dengan Tesla Way, dapat dibaca di artikel lain dari standarku.com berikut :
VUCA :Gojek vs Blue Bird
Di Indonesia, aebuah platform Digital Ojek Online bernama Gojek menjadi kompetitor yang sangat kuat bagi perusahaan transportasi yang sudah mapan yakni Taksi Blue Bird.
Kejadian ini memaksa Blue bird untuk segera melakukan inovasi dengan juga mengembangkan platform digital nya.
VUCA : Internet dan Teknologi
Sekitar 20 tahun yang lalu internet baru mulai memasuki kehidupan kita.
Sekarang, semua kehidupan kita sudah sangat memiliki ketergantungan dengan internet dan teknologi.
Beberapa contoh kegiatan sehari-hari yang sangat tergantun pada internet dan teknologi yaitu :
- Transaksi digital, seperti : e-money atau QRIS
- Jual beli online
- Sekolah sistem daring (dalam jaringan) atau online
- Bekerja dengan sistem online atau WFH (Work From Home)
Kesemuanya diatas adalah situasi yang nyata terjadi pada saat ini.
Lalu, apakah kita harus menghindari semua perubahan itu?
Kalau kita mau bertahan di dunia saat ini, kita tidak bisa menghindari kemajuan dan perubahan.
Kita hanya bisa beradaptasi dan melakukan inovasi, terhadap perubahan gaya hidup kita ataupun perkembangan ekonomi.
Dalam melakukan proses inovasi, tentunya ada sebuah format dan langkah yang harus dilakukan untuk menemukan hasil inovasi yang bagus.
Tetapi dalam proses pembuatan Inovasinya tentunya banyak cara yang dengan pola pikir yang beragam.
Para pakar juga sudah memberi sinyal adanya VUCA sejak dulu, seperti :
- Albert Einstein : “The measure of intelligence is the ability to change.”
Kepemimpinan di era VUCA
Era VUCA adalah tantangan yang harus dihadapi setiap pemimpin organisasi, yang menyangkut faktor :
- disrupsi,
- pergeseran pasar,
- perubahan perilaku konsumen,
- persaingan bisnis yang semakin ketat.
Kepemimpinan tradisional dapat dinilai sebagai sesuatu yang ketinggalan zaman, terlalu lamban, dan tidak efektif untuk lingkungan yang bergejolak dan terus berubah.
Oleh karena itu, para pemimpin organisasi memerlukan model kepemimpinan baru yang lebih mampu untuk menghadapi ancaman dari dunia VUCA.
Seorang pemimpin yang tidak menghindari VUCA, karena memang tidak bisa dihindari.
Namun ia dapat membawa organisasi untuk mengurangi dampaknya, bahkan memanfaatkan perubahan ini untuk keuntungan organisasi.
Kunci pengelolaan organisasi dalam lingkungan ini adalah memecah VUCA menjadi 4 bagian, dan mengidentifikasi situasi yang :
- mudah berubah,
- tidak pasti,
- kompleks,
- ambigu.
Setiap jenis situasi memiliki penyebab dan penyelesaiannya sendiri.
Pendekatan VUCA dari Bob Johansen
Bob Johansen dari Institute for the Future, mengadaptasi VUCA untuk dunia bisnis melalui bukunya di tahun 2009 yang berjudul : Leaders Make the Future.
Ia mengusulkan kerangka kerja yang dapat digunakan untuk menanggapi ancaman VUCA, yang disebut VUCA Prime, yaitu :
- Vision,
- Understanding,
- Clarity,
- Agility.
Johansen menyarankan pemimpin organisasi melakukan hal berikut :
Hadapi Volatility dengan Vision
Terima setiap perubahan sebagai bagian dari lingkungan kerja yang konstan dan tidak dapat diprediksi, jangan melawannya.
Buat pernyataan yang kuat dan menarik tentang tujuan dan nilai tim, dan kembangkan visi bersama yang jelas tentang masa depan.
Pastikan menetapkan tujuan fleksibel yang dapat dirubah bila perlu, ini membantu menavigasi situasi yang tidak menentu dan asing.
Atasi Uncertainty dengan Understanding
Berhenti sejenak untuk mendengarkan dan melihat sekeliling.
Hal ini membantu memahami dan mengembangkan cara berpikir dan bertindak baru sebagai reaksi terhadap ancaman ketidakpastian.
Supaya tidak ketinggalan, prioritaskan investasi, analisis dan interpretasi bisnis, dan competitive intelligence (CI).
Tetap memperarui informasi dengan berita industri, serta dengarkan pelanggan untuk mencari tahu apa yang mereka inginkan.
Tinjau dan evaluasi kinerja, pertimbangkan dengan baik langkah yang akan dilakukan.
Lakukan simulasi dan eksperimen dengan situasi, sehingga melatih untuk bereaksi terhadap ancaman serupa di masa depan.
Pecahkan Complexity dengan Clarity
Berkomunikasi secara jelas dengan tim Anda.
Karena dalam situasi yang kompleks, komunikasi yang jelas dapat membantu mereka memahami arah tim dan organisasi.
Kembangkan tim dan dorong kolaborasi.
Situasi VUCA seringkali terlalu rumit untuk ditangani oleh satu orang, oleh karena itu bangun tim yang dapat bekerja secara efektif dalam lingkungan yang bergerak cepat.
Lawan Ambiguity dengan Agility
Dorong fleksibilitas, kemampuan beradaptasi, dan ketangkasan.
Buat rencana ke depan, tetapi persiapkan juga rencana cadangan untuk perubahannya.
Pekerjakan dan promosikan orang-orang yang berhasil di lingkungan VUCA, mereka umumnya kolaboratif dan memiliki keterampilan berpikir yang kompleks.
Dorong karyawan untuk berpikir dan bekerja di luar area fungsional mereka, lakukan rotasi pekerjaan dan pelatihan silang untuk meningkatkan kemampuan tim.
Hindari memimpin dengan mendikte atau mengendalikan anggotanya, namun kembangkan lingkungan kolaboratif dan konsensus.
Mendorong adanya debat yang sehat, perbedaan pendapat, dan partisipasi dari semua orang.
Kembangkan “budaya ide”, sebagai budaya yang aktif dan dapat mengubah tim dan organisasi menjadi lebih kreatif dan gesit.
Beri penghargaan bagi anggota tim yang menunjukkan Vision, Understanding, Clarity, Agility.
Buat situasi yang menjadikan setiap orang dapat melihat perilaku seperti apa yang akan mendapat penghargaan.
Pengaruh VUCA bagi generasi muda
Mau tak mau anak-anak juga harus menghadapi dunia yang lebih maju, lebih cepat, informasi yang semakin sulit disaring, dan persaingan yang semakin terbuka.
Tentunya hal ini juga akan mempengaruhi bagaimana orang tua maupun tenaga pengajar akan mendidik anak-anak di era VUCA ini.
Tenaga pendidik maupun orang tua seenarnya juga belum punya pengalaman hidup di dunia baru ini, jadi sebenarnya baik anak maupun orang tua akan sama-sama perlu beradaptasi.
Berikut beberapa tips untuk mempersiapkan anak-anak dalam menghadapi era VUCA :
- Keterampilan dasar dalam menghadapi teknologi.
- Asupan nutrisi untuk mengimbangi pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
- Mengarahkan untuk belajar memecahkan permasalahan sendiri dan tidak mudah menyerah.
- Memperkenalkan situasi-situasi sulit yang sebenarnya terjadi.
- Mengajak anak untuk selalu mencoba hal baru atau pengalaman baru sehingga mampu beradaptasi.
- Bersikap terbuka pada anak-anak.
Demikian artikel dari standarku.com mengenai VUCA, salah satu standar istilah bisnis masa kini yang cukup populer.
Mohon saran dari pembaca untuk kelengkapan isi artikel ini, silahkan saran tersebut dapat disampaikan melalui kolom komentar.
Baca artikel lain :
- QCC – Quality Control Circle
- Mengenal JIT, standar metode Just In Time
- Standar Metode Toyota Production System
Sumber referensi :