Gold Standard atau Standar Emas adalah suatu kondisi sistem ekonomi ketika seluruh unit kegiatan ekonomi menggunakan standar jumlah emas yang dimiliki.
Pengertian Gold Standard
Sebagaimana yang disebut pada definisi diatas, standar sistem ini memiliki ciri-ciri :
- Nilai sejumlah uang kertas dan koin sama dengan jumlah emas yang ditetapkan
- Setiap bentuk mata uang yang ada dapat ditukar dengan jumlah emas tersebut kapan saja.
Berdasarkan definisi moneter :
- Standar ini merupakan suatu sistem moneter yang mana semua bentuk unit kegiatan ekonomi menggunakan standar berdasarkan jumlah emas yang ada.
- Standar emas atau gold standard adalah suatu sistem moneter di mana nilai uang terkait langsung dengan emas.
Sistem Moneter adalah sistem yang menetapkan tindakan dan kebijakan yang berkaitan dengan stabilitas nilai uang.
Di Indonesia, otoritas sistem moneter terdiri atas : Bank Indonesia, Pemerintah yang diwakili oleh Menteri Keuangan.
Sistem moneter yang berlaku untuk standar emas adalah ketika pemerintah mematok mata uang domestik ke emas.
Melalui sistem ini, nilai nominal uang akan setara dengan emas yang akan diperoleh ketika menukarnya.
Jadi, seluruh bentuk mata uang harus memiliki back-up standar emas agar nilainya tetap riil dan tidak hilang.
Misalnya, nilai uang sebesar satu dolar akan dapat ditebus dengan jumlah emas yang telah ditentukan.
Sebagai contoh misalnya ditetapkan bahwa $ 1 dapat ditukarkan dengan 1/500 ons emas.
Maka setiap orang didalam suatu negara yang memegang mata uang akan memiliki hak untuk mengubah mata uang dolar mereka tersebut menjadi bentuk emas kapanpun.
Pihak pemerintah sepakat untuk mengkonversi uang kertas menjadi emas dalam jumlah tetap.
Oleh karena itu, jumlah uang yang beredar akan berubah sesuai dengan persediaan emas di sebuah negara.
Standar emas tergantung pada persediaan emas, sehingga negara yang tidak memiliki sumber mineral emas maka tidak bisa menambang emas.
Mereka hanya mengandalkan pasokan dari ekspor barang, oleh karena itu secara umum standar ini dianggap membatasi pertumbuhan perekonomian.
Namun kelebihan sistem moneter ini adalah mendukung stabilitas harga jangka panjang, jadi jumlah uang yang beredar lebih terukur daripada saat mengadopsi uang kertas.
Mengenai Sistem Moneter Fiat
Uang adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk melakukan jual beli barang atau jasa, dengan kata lain sebagai alat tukar.
Mata uang kertas (fiat), adalah surat promes (surat sanggup bayar) yang dikeluarkan dan dijamin oleh pemerintah.
Sistem keuangan Fiat menggunakan uang sebagai standar perdagangan tanpa perwakilan fisik untuk mengendalikan nilai uang.
Sistem moneter fiat memungkinkan pemerintah mencetak lebih banyak uang tanpa membeli komoditas untuk mendukung uang baru.
Masalahnya akan timbul ketika pemerintah mencetak terlalu banyak uang kertas, inflasi biasanya akan naik sehingga nilai uang tunai biasanya akan turun.
Uang fiat juga dapat mempengaruhi kredit, karena negara-negara lain harus mengambil jumlah berdasarkan kepercayaan, bukan berdasarkan komoditas.
Sebagai contoh adalah kejadian pada tahun 1990-an, ketika Rubel (mata uang Rusia) menjadi sangat diremehkan.
Hal ini terjadi karena pemerintah mencetak terlalu banyak uang dan terlalu cepat.
Sehingga akibatnya orang-orang meninggalkan Rubel yang digantikan dengan menggunakan dolar AS, rokok, dan minuman dalam transaksi sehari-hari.
Klasifikasi Gold Standard
Ada beberapa jenis klasifikasi dari standar emas yang biasa digunakan, yaitu : exchange, bullion, dan specie.
Exchange Standard (pertukaran emas)
Adalah standar yang umumnya tidak melibatkan sirkulasi dari koin emas.
Fitur utama dari standar pertukaran emas ini adalah ketika pihak pemerintah memberi jaminan nilai tukar emas pada mata uang negara lain yang menggunakan standar emas.
Hal ini berlaku terlepas dari jenis mata uang yang digunakan sebagai alat pertukaran, baik uang kertas atau koin.
Bullion Standard (emas batangan)
Merupakan sebuah sistem dimana koin emas yang tidak beredar.
Pihak berwenang sepakat untuk menjual batangan emas tersebut berdasarkan permintaan dengan harga yang tetap, sebagai imbalan dari mata uang yang beredar.
Specie Standard
Pada standar ini, unit moneter yang bersangkutan akan dikaitkan dengan nilai koin emas yang beredar.
Standar specie hadir dari adanya penerimaan emas secara luas sebagai uang atau alat pembayaran yang sah.
Sejarah Gold Standard
Logam dan perhiasan berharga telah digunakan sebagai alat tukar selama berabad-abad lamanya.
Sejarah berhasil mencatat bahwasanya penggunaan emas sebagai uang yang sah sudah dimulai ribuan tahun yang lalu di kawasan Asia Kecil.
Periode Byzantium
Selama Abad Pertengahan, solidus emas dari Bizantium yang dikenal sebagai uang Bezant sudah digunakan secara luas di seluruh daratan Eropa dan Mediterania.
Namun, saat pengaruh ekonomi kekaisaran Bizantium mengalami penurunan, demikian pula penggunaan uang bezant pun ikut menurun.
Sehingga, di daratan Eropa lebih banyak yang memilih perak sebagai mata uang kedua dengan nilai yang lebih kecil daripada emas.
Era Specie
Standar emas modern dimulai ketika negara-negara pertama kali pindah ke standar bimetal (emas dan perak) untuk kemudahan perdagangan internasional.
Kemudian, persaingan harga antar logam dan kesalahan dalam penilaian menyebabkan negara- negara beralih ke emas saja.
Di era modern, Hindia Barat Inggris menjadi salah satu daratan pertama yang menerapkan standar specie emas.
Pasca proklamasi dari Ratu Anne di tahun 1704, standar emas di Hindia Barat Inggris kala itu adalah standar emas de facto.
Pada tahun 1717, Isaac Newton berhasil menetapkan rasio mint terbaru antara emas dan perak.
Hal tersebut lantas mulai mengikis keberadaan perak dari peredaran, sehingga membuat kerajaan Inggris menggunakan standar emas.
Pada 1821, Inggris menjadi negara pertama yang secara resmi mengadopsi standar emas.
Kemudian, standar emas internasional muncul pada tahun 1871 setelah Jerman mengadopsinya.
Pada 1900, sebagian besar negara maju melakukan kebijakan serupa.
Ketika menerapkan standar emas, banyak negara Eropa mengubah nama mata uangnya seperti : Daler atau Gulden menjadi Crown.
Hal ini disebabkan karena secara tradisional nama uang sebelumnya berasal dari koin perak dan kemudian menjadi koin emas.
Era Emas Batangan
Ketika terjadi Perang Dunia I dimana negara-negara yang terlibat dalam perang finansial dan juga perang fisik, maka standar specie emas di seluruh Kerajaan Inggris pun berakhir.
Meskipun begitu, hal tersebut lantas tidak menandakan bahwa standar emas pun ikut berakhir.
Tepat di tahun 1925, British Gold Standard mengumumkan adanya standar emas batangan.
Hal tersebut sekaligus mengakhiri periode standar specie emas, itu artinya peredaran koin emas pun ikut berakhir.
Seorang spekulan ekonomi bernama John Maynard Keynes lantas menentang diberlakukannya kembali standar emas.
Dirinya berpendapat bahwa standar emas yang kembali diterapkan akan rawan deflasi.
Hal itu dibuktikan dengan negara lain yang mengikuti Kerajaan Inggris dalam memberlakukan kembali standar emas mengalami periode stabilitas relatif dan juga deflasi.
Keadaan ini berlangsung hingga pada periode Great Depression atau depresi hebat yang berlangsung dari tahun 1929 sampai tahun 1939.
Hal ini pada akhirnya memaksa banyak negara untuk keluar dari standar emas.
Uang kertas yang sudah beredar sempat tidak dijamin sama sekali dengan simpanan emas sesaat setelah Perang Dunia I.
Era Dollar AS
Paska Perang Dunia II akan berakhir, negara-negara Barat utama bertemu untuk mengembangkan Perjanjian Bretton Woods.
Perjanjian tersebut menjadi kerangka kerja bagi sistem mata uang global sampai tahun 1971.
Di bawah sistem Bretton Woods, semua negara mematok uang mereka ke dolar AS yang menjadi mata uang cadangan dunia.
Kemudian, pada gilirannya, dolar AS dipatok ke emas dengan nilai tukar resmi sekitar US$35 per ons.
Opsi penukaran ini hanya berlaku untuk bank negara dan tidak tersedia bagi perusahaan atau individu.
Tapi, kesepakatan tersebut tidak berjalan lama. Sistem Bretton Woods mulai runtuh di tahun 1968.
Banyak negara anggota enggan untuk bekerja sama untuk mempertahankan kesepakatan tersebut.
Pada tahun-tahun selanjutnya, Belgia dan Belanda menguangkan dollar untuk mendapatkan emas. Diikuti oleh Jerman dan Prancis yang melakukan langkah serupa.
Pada bulan Agustus 1971, Inggris mengikutinya dan meminta emas.
Mereka memaksa tangan campur tangan presiden Amerika Serikat Richard Nixon untuk mengakhiri konvertibilitas dolar AS menjadi emas pada 15 Agustus 1971.
Sejak saat itu, mata uang dunia tidak dipatok sama sekali dengan emas.
Era Uang Fiat
Saat ini, standar emas sudah tidak berlaku di sebagian besar negara karena digantikan sepenuhnya oleh Uang fiat.
Uang fiat adalah sebuah istilah untuk merujuk pada mata uang yang tidak memiliki nilai intrinsik tetapi menjadi alat pembayaran.
Kertas untuk membuat uang tidak senilai dengan nominal yang tertera dari uang, oleh karena itu uang saat ini disebut tidak memiliki nilai intrinsik.
Uang fiat dapat diterima semua orang karena pemerintah memberikan jaminan.
Negara Pengguna Standar Emas
Tidak ada negara besar yang saat ini menggunakan standar emas saat ini, namun banyak negara yang menyimpan cadangan emas.
Beberapa negara menyimpan cadangan yang signifikan, meskipun tidak cukup untuk sepenuhnya mendukung perekonomian mereka.
Amerika Serikat masih memiliki cadangan emas yang cukup besar, seperti halnya Swiss, Jerman, dan Australia.
Cina juga secara aktif menambang lebih banyak emas untuk meningkatkan cadangan emasnya.
Kelebihan dan Kekurangan Gold Standard
Kelebihannya yaitu :
1. Stabilitas Ekonomi Jangka Panjang, karena :
- Gold standard akan mempersulit pemerintah ketika akan meningkatkan harga melalui perluasan pasokan uangnya, sehingga meminimalisir inflasi.
- Hiperinflasi pada dasarnya tidak mungkin bisa terjadi karena jumlah uang beredar hanya akan meningkat saat pasokan emas juga meningkat.
- Kemungkinan terjadinya hiperinflasi kemungkinan besar hanya akan terjadi ketika ada peperangan yang menghancurkan perekonomian negara, mengurangi produksi barang, atau saat sumber emas utama baru sudah tersedia.
2. Nilai Tukar Internasional Tetap
Implikasi dari hadirnya penerapan nilai tukar mata uang internasional yang tetap adalah berkurangnya tingkat ketidakpastian dalam hal perdagangan internasional.
Emas sebagai alat pembayaran impor akan menyebabkan pasokan uang di negara pengimpor menjadi berkurang, sehingga deflasi pun terjadi.
Ketika deflasi terjadi, maka negara pengimpor akan menjadi lebih kompetitif.
Jika keadaan impor emas oleh negara pengekspor digunakan untuk meningkatkan pasokan uang di negara tersebut, maka inflasi pun bisa terjadi.
Sehingga negara tersebut akan menjadi kurang kompetitif dalam sisi perdagangan internasional.
3. Mencegah Beberapa Jenis Represi Finansial
Represi finansial diklaim berhasil dalam mengurangi utang bila diikuti dengan inflasi, represi finansial bisa dianggap sebagai bentuk perpajakan.
Di tahun 1966, Alan Greenspan menyatakan bahwa pengeluaran defisit hanyalah suatu skema yang digunakan untuk menyita kekayaan masyarakat.
Emas berperan penting untuk menghalangi adanya proses yang berbahaya ini, sehingga emas bisa dikatakan sebagai suatu pelindung berbagai hak properti.
Kekurangannya yaitu :
1. Distribusi Emas yang Tidak Merata
Setiap negara mempunyai sumber daya alam masing-masing, ada negara yang mempunyai sumber emas berlimpah dan ada yang tidak.
Kondisi ini membuat gold standard menjadi lebih menguntungkan untuk negara yang mampu menghasilkan emas lebih banyak.
2. Standar Emas Dijadikan Pembatas Pertumbuhan Ekonomi
Pendapat ini dipercaya oleh beberapa ahli ekonom, bahwa ketika kapasitas produksi untuk suatu ekonomi tumbuh maka persediaan uang pun turut tumbuh.
Standar emas akan memungkinkan keadaan tingkat kelangkaan logam.
Hal ini akan membatasi kemampuan tiap negara untuk menghasilkan modal lebih banyak dan perkembangan ekonomi pada suatu negara.
3. Kebijakan Moneter tidak bisa menstabilkan perekonomian negara
Para ahli di bidang ekonomi percaya bahwa resesi ekonomi bisa dengan efektif dikurangi dengan meningkatkan pasokan uang selama krisis ekonomi berlangsung.
Tetapi, pemberlakuan gold standard ini akan menyebabkan peredaran uang akan ditentukan oleh pasokan emas.
Oleh karena itu, kebijakan moneter yang ditempuh oleh suatu negara sudah tidak lagi bisa digunakan untuk menstabilkan perekonomian negara.
4. Volatilitas Harga Jangka Pendek yang Tinggi
Walaupun gold standard mampu membawa stabilitas harga dalam kurun waktu yang lama, tapi standar ini juga menyebabkan volatilitas harga jangka pendek yang tinggi.
Volatilitas adalah ukuran perubahan suatu harga dalam periode tertentu, istilah ini juga sering disebut sebagai market mood.
Ketidakstabilan dalam tingkat harga jangka pendek dapat menyebabkan ketidakstabilan keuangan karena pemberi pinjaman dan peminjam menjadi tidak pasti mengenai nilai utang.
5. Deflasi Merugikan Peminjam Utang
Ketika deflasi terjadi, maka beban utang riil akan melonjak.
Hal tersebut mengakibatkan pihak peminjam utang akan memotong pengeluaran untuk membayar utang.
Di sisi lain, pihak pemberi pinjaman akan semakin kaya.
Demikian artikel dari standarku.com mengenai Gold Standard atau Standar Emas.
Mohon saran dari pembaca untuk kelengkapan isi artikel ini, silahkan saran tersebut dapat disampaikan melalui kolom komentar.
Baca artikel lain :
- Memahami Pengertian Standar
- Mengenal organisasi EEC atau MEE, Masyarakat Ekonomi Eropa
- Mengenal organisasi standar Uni Eropa
Sumber referensi :