Value Stream Mapping (VSM) adalah perangkat dari Quality Management Tools, yang dapat menyusun keadaan saat ini dari suatu proses dengan cara membuka kesempatan untuk melakukan perbaikan dan mengurangi pemborosan.
Value stream mapping (VSM) dalam bahasa Indonesia umumnya disebut sebagai Peta Aliran Nilai.
Merupakan salah satu teknik yang digunakan dalam lean manufaktur, yang membantu analisa aliran material dan informasi yang diperlukan untuk membawa produk atau servis ke pelanggan.
Sejarah Value stream mapping
Teknik atau metode ini pertama kali dikenal pada perusahaan manufaktur Toyota, disana disebut juga sebagai “peta aliran material dan informasi”.
VSM adalah suatu metode yang pada awalnya dikembangkan oleh Toyota untuk memetakan alur produksi dan alur informasi yang diperlukan untuk memproduksikan satu produk atau jasa.
Tidak hanya pada setiap area kerja, tetapi pada tingkat total proses produksi atau alur layanan, sehingga teknik ini dianggap bisa di terapkan di hampir semua rantai proses perusahaan.
Menurut Womack et al, 1990 :
- Secara umum, Value Stream Mapping berasal dari prinsip Lean.
- Prinsip dari teori Lean adalah mengurangi pemborosan, menurunkan persediaan (inventory) dan biaya operasional, memperbaiki kualitas produk, meningkatkan produktivitas dan memastikan kenyamanan saat bekerja.
Penggunaan Value stream mapping
Metode ini sering digunakan pada lingkup berikut ini :
- dalam penerapan Lean Manufaktur,
- dalam proses : logistik, rantai suplai, servis, perawatan kesehatan, pengambangan perangkat lunak, dan pengembangan produk.
- Sebagai salah satu metode atau tools yang ada di Six Sigma.
VSM dan Lean Manufacturing
VSM tidak hanya digunakan untuk identifikasi pemborosan, namun juga untuk menyusun action plan dengan mengintegrasikan teknik Lean untuk mendapatkan kondisi yang lebih ideal.
Tujuan utama Lean adalah menurunkan biaya, dengan cara mengeliminasi berbagai macam pemborosan di dalam proses bisnis dan sistem.
Agar berbagai pemborosan dapat diungkapkan dengan tepat dan memiliki gambaran menyeluruh, maka dibutuhkan pendekatan VSM.
Lean berfokus pada penambahan nilai bagi pelanggan dan menghilangkan langkah-langkah yang tidak menambah nilai atau pemborosan.
VSM digunakan dalam lingkungan Lean untuk memetakan dan menganalisis kegiatan yang menambah nilai dan tidak menambah nilai, serta langkah-langkah dalam aliran dan proses informasi.
Model ini dapat menampilkan kegiatan yang menambah nilai bagi pelanggan, serta kegiatan yang tidak menambah nilai.
Oleh karena struktur tetapnya, seringkali kita dapat menemukan potensi perbaikan yang signifikan dan tindakan perbaikan yang sesuai.
VSM digunakan dalam lingkungan Lean untuk mengidentifikasi peluang-peluang perbaikan dalam lead-time, karena model ini mengidentifikasi pemborosan dan kegiatan-kegiatan yang tidak menambah nilai.
Menurut Rother & Shook, 2003, bahwa :
- Pemetaan proses ini melibatkan pembuatan suatu diagram di mana proses, aliran, material, informasi yang mengalir,
- dan semua data penting lainnya (misalnya tingkat inventory, waktu pengolahan, dan batch size),
- yang divisualisasikan dengan bantuan framework,
- dan simbol-simbol yang distandardisasi Peta ini adalah titik awal untuk merancang aliran nilai masa depan yang bersifat Lean.
Lebih jelas mengenai Lean Manufaktur dan Six Sigma dapat dibaca pada artikel lain dari standarku.com berikut :
Simbol VSM
VSM menggunakan simbol-simbol sesuai dengan standardisasi khusus.
Meskipun dalam penggunaan VSM terdapat berbagai variasi dalam tampilan simbol, namun dapat dikelompokkan ke dalam kategori: proses, material, informasi, dan simbol-simbol umum.
- Simbol proses meliputi simbol untuk menampilkan flow chart: customer atau supplier, proses, data box, workcell, dan operator.
- Simbol material untuk menampilkan : inventory, shipments, Kanban stock point, material pull, safety stock, dan external shipment.
- Simbol informasi untuk menampilkan : proses central control point, manual info, dan electronic info.
- Sementara simbol-simbol umum untuk menampilkan : Kaizen burst, value-added dan non-value-added time.
Lebih jelas mengenai Kanban dan Kaizen dapat dibaca pada artikel lain dari standarku.com berikut :
Penerapan Value stream mapping
Berikut adalah langkah-langkah atau tahapan dalam implementasi atau penerapan Value stream mapping :
- Mengidentifikasi kelompok dari Produk atau Jasa , Identifikasi produk atau servis yang akan menjadi target.
- Membuat value stream dari keadaan saat ini untuk menentukan problem yang dihadapi dari sudut pandang Organisasi dan Pelanggan. Gambar kondisi di lapangan kerja kondisi peta aliran nilai saat ini, yang menampilkan langkah-langkah proses, penundaan, dan aliran informasi yang dibutuhkan untuk menyelesaikan produk atau servis tersebut. Bisa berupa aliran produk (dari bahan mentah sampai ke pelanggan) atau aliran perencanaan (dari konsep sampai pelaksanaan).
- Menentukan Pemetaan yang ideal untuk masa depan, beri penilaian kondisi peta aliran nilai saat ini. Cari proses atau langkah yang menyebapkan pemborosan.
- Mengidentifikasi aksi perbaikan yang dibutuhkan untuk menutup celah antara keadaan saat ini dengan keadaan yang ideal untuk masa depan. Gambar peta aliran nilai kondisi yang akan datang dengan menghilangkan langkah langkah yang terdapat pemborosan.
- Melakukan aksi perbaikan, lakukan perbaikan untuk mencapai peta aliran nilai kondisi yang akan datang.
- Membuat suatu pemetaan baru untuk memeriksa apakah masalah pada langkah ke 2 sudah dihilangkan.
Menurut Keyte dan Locher (2004):
- dijelaskan bahwa pencapaian VSM, dimana selama ini sudah menggunakan pengaturan manufaktur tradisional,
- dapat diterapkan kepada pengaturan Jasa,
- juga termasuk proses administrasi.
Dalam pengaturan Jasa, menentukan keadaan saat ini atau masa depan dari value stream untuk proses spesifik dapat dilakukan dengan cara :
- Menentukan titik awal dan titik akhir dari sebuah proses.
- Mengenal seluruh stakeholder.
- Mengetahui metrik mana yang digunakan untuk mewakili nilai dari seluruh proses
- Membuat diagram alir untuk mengetahui seluruh langkah terdahulu dan berturut-turut menuju langkah yang spesifik.
- Mengukur metrik pada point 3 mengenai jumlah penggunaan dan pemborosan saat bekerja.
- Mengidentifikasi kesempatan untuk perbaikan
- Mengidentifikasi aksi perbaikan untuk menunjukan kesempatan untuk perbaikan tersebut.
Value Stream Mapping (VSM) memeriksa nilai tambah dari setiap langkah dalam proses rantai pasok (supply chain).
Perbedaan antara Value Stream Mapping (VSM), diagram alir (flowchart) dan pemetaan biru (blueprinting) adalah :
- Bahwa VSM mencoba untuk menonjolkan kegiatan bernilai tambah dan yang tidak bernilai tambah.
- Value Stream Mapping (VSM) adalah sebuah prinsip yang pada intinya hampir sama dengan basic flowchart (diagram alir dasar), yang membedakan adalah VSM menemukan dan memetakan kegiatan yang memiliki nilai tambah (value added work) dan kegiatan yang tidak memiliki nilai tambah (non-value added work).
- Secara langsung VSM menyumbang keuntungan bagi perusahaan dengan mengurangi non-value added work.
Software Value Stream Mapping
Salah satu software yang populer untuk membuat Value Stream Mapping adalah menggunakan Visio Plan 2 dari Microsoft Visio Professional.
Tampilan hasil dari software ini dapat dilihat pada gambar halaman web ini.
Berikut langkah-langkah pembuatannya :
- Klik File > Baru.
- Ketik peta aliran nilai di kotak Pencarian, klik tombol Mulai Pencarian, lalu klik dua kali Peta Aliran Nilai saat muncul.
- Dari stensil Bentuk Peta Aliran Nilai, seret bentuk ke halaman untuk mewakili proses, informasi, dan materi Anda.
- Gunakan bentuk konektor dari stensil Bentuk Peta Aliran Nilai, seperti panah dorong dan bentuk informasi Elektronik, untuk menghubungkan langkah-langkah di peta.
- Rekatkan titik akhir konektor ke bentuk untuk menunjukkan arah aliran.
- Titik akhir berubah menjadi merah saat konektor direkatkan ke bentuk.
Demikian artikel dari standarku.com mengenai Value Stream Mapping.
Mohon saran dari pembaca untuk kelengkapan isi artikel ini, silahkan saran tersebut dapat disampaikan melalui kolom komentar.
Baca artikel lain :
- Mengenal QC 7 Tools
- Metode Standar 7 New Quality Tools
- DMAIC : Define, Measure, Analyze, Improve, Control
- Standar Metode PDCA
- Mengenal dasar Six Sigma
- Mengenal Metode Brainstorming
- Fault Tree Analysis
- Metode Standar Voice of Customer
- Pengertian dan pemahaman 5R atau 5S
- Standar Kaizen
- Mengenal metode standar Poka Yoke
Sumber referensi :