Mengenal Standar Metode Hansei

Hansei adalah salah satu filosofi budaya Jepang yang digunakan dalam Toyota Production System, yang artinya mengakui kesalahan sendiri dan berjanji untuk memperbaikinya.

Toyota Production System (TPS) adalah suatu standar sistem manajemen yang mengatur manufaktur dan logistik yang dikembangkan oleh produsen mobil toyota.

Lebih jelas mengenai Toyota Production System dapat dibaca pada artikel standarku.com lain berikut :

Pemahaman Hansei

Arti Bahasa

Dalam bahasa jepang, Hansei (反省) dapat diartikan sebagai : refleksi diri.

Budaya Jepang

Hansei merupakan budaya orang Jepang untuk mengakui kesalahannya sendiri dan berjanji untuk melakukan perbaikan.

Contoh nyata Hansei pada saat seorang menteri di Jepang melakukan kesalahan, maka dia akan mengumumkan kesalahannya di depan publik lalu mengundurkan diri.

Dalam dunia bisnis, budaya untuk mengakui kesalahan tersebut diserap namun kasus mengundurkan dirinya tidak.

Kasus mengundurkan diri tersebut diganti dengan tindakan untuk memperbaiki kesalahan yang sudah dilakukan.

Jadi didalam dunia bisnis, ketika seseorang melakukan kesalahan harus mau mengakui kesalahannya dan kemudian memperbaikinya.

Budaya Barat

Hansei dapat juga diartikan dengan rendah hati dan sederhana didalam sebuah proses keberhasilan.

Di Barat, banyak orang yang merasa bangga dengan prestasi yang telah mereka raih.

Namun tidak di Jepang, orang-orang disana tetap rendah hati ketika mereka menjadi sukses.

Bagi mereka, ada sebuah rasa yang tidak enak bagi seseorang untuk memamerkan prestasinya.

Kunci Budaya Jepang

Hansei merupakan salah satu aspek kunci dari budaya Jepang.

Pengaruhnya dapat ditemukan didalam kehidupan sehari-hari rakyat Jepang maupun dalam praktek di hampir semua perusahaan Jepang.

Bagi orang Jepang, langkah pertama untuk sebuah kesuksesan adalah kesadaran diri.

Jadi harus terlebih dahulu tahu apa kesalahan yang telah dilakukan, untuk kemudian akan memperbaiki nya di masa depan.

Hal ini juga dapat diterapkan di bidang bisnis.

Orang Jepang percaya bahwa kesuksesan merupakan sebuah proses yang tidak pernah berakhir, karena akan selalu ada tantangan yang menunggu untuk lebih sukses di masa depan.

Aspek positif lain yang bisa dilakukan dari prinsip ini adalah kemauan untuk mengambil tanggung jawab yang lebih besar lagi.

Ketika ribuan mobil honda jazz ditarik dari amerika karena masalah keamanan, owner Honda melakukan permintaan maaf kepada publik.

Sehingga banyak orang mengagumi dia yang mau melakukan hal seperti itu.

Di sisi lain Honda tidak tinggal diam, mereka juga melakukan riset ulang dan perbaikan untuk memberikan yang terbaik di masa depan.

Kearifan Lokal Jepang

Jepang adalah negara maju yang masih tetap berpegang teguh pada nilai-nilai kearifan lokal mereka.

Walaupun telah menjadi negara maju dengan kekuatan industri yang luar biasa, namun mereka tetap menjaga budaya seperti :

  • Samurai
  • Minum teh
  • Melipat Kertas
  • Dan lainnya

Dalam proses Hansei, fokus dari manajemen adalah menemukan apa yang salah dan menciptakan rencana yang jelas untuk memastikan bahwa hal tersebut tidak terulang kembali.

Proses ini harus dilakukan secara terus-menerus dan konsisten.

Budaya Toyota

Di budaya organisasi Toyota, ketika sesorang berhasil dalam sebuah proyek maka dia masih perlu melakukan hansei-kai (rapat hansei).

Hansei-kai tersebut diselenggarakan untuk meninjau kembali apa masih ada yang salah dengan pyoyek tersebut.

Jika seorang karyawan atau manajer mengatakan bahwa tidak ada masalah dengan proyek yang baru selesai tersebut.

Maka mereka akan diingatkan bahwa “tidak masalah adalah masalah.”

Artinya adalah bahwa mereka dianggap tidak obyektif dan kurang kritis dalam mengevaluasi proyek ini, karena mereka tidak dapat menemukan peluang melakukan perbaikan.

Hansei merupakan salah satu dari Toyota Culture, Lean adalah tentang budaya organisasi. Hansei menjadi tulang punggung dari setiap organisasi yang menerapkan Lean.

Kunci untuk mempertahankan Lean adalah :

  • Budaya yang percaya pada perbaikan secara terus menerus
  • Percaya dengan apa yang mereka yakini setiap harinya

Sumber kekuatan yang dibutuhkan untuk mempertahankan organisasi yang berbasis lean tersebut adalah ‘Hansei’.

Lean Manufacturing adalah metode untuk menghilangkan pemborosan (waste) didalam produksi, meningkatkan nilai tambah produk serta memberikan nilai kepada pelanggan yang dilakukan secara terus menerus (continuously Improvement) oleh suatu Industri manufaktur (pabrik).

Lebih jelas mengenai Lean Manufacturing dapat dibaca pada artikel standarku.com lain berikut :

Toyota Way

Dalam buku Toyota Way, Jeffrey Liker menuliskan bahwa ‘Hansei’ memiliki arti yang lebih dalam dibandingkan dengan refleksi itu sendiri.

Yaitu lebih kepada jujur mengenai kekurangan diri sendiri, karena jika hanya mengutamakan kekuatan diri saja maka kekalahan akan datang.

Tetapi ketika menyadari kekurangan yang dimiliki oleh diri sendiri, maka itulah kekuatan pada level yang tertinggi.

Toyota Way adalah filosofi atau pedoman atau standar atau prinsip manajemen yang diterapkan di perusahaan otomotif kelas dunia yakni Toyota Motor Corporation.

Lebih jelas mengenai Toyota Way dapat dibaca pada artikel standarku.com lain berikut :

Salah satu kunci kesuksesan Toyota selama bertahun-tahun yang menjadi pembelajaran dari perusahaan lain adalah arti dari ‘hansei’ itu sendiri.

Seringnya, setiap orang mengabaikan kelemahan diri masing-masing dan berusaha menutupinya dengan kekuatan yang dimiliki.

Setiap orang harus menerima kenyataan bahwa mereka terlahir dengan adanya kelemahan atau kekurangan pada dirinya.

Seperti apa yang kembali diungkapkan oleh Jeffrey Liker :

“Sangat tidak mungkin untuk menciptakan Kaizen tanpa Hansei.

Dalam Hansei yang dianut oleh budaya Jepang, ketika kita melakukan kesalahan, pada awalnya pasti kita merasa sangat sedih.

Tapi dunia tidak berhenti hanya pada satu kesedihan itu.

Ke depan, kita harus menciptakan rencana masa depan untuk memecahkan masalah itu dan kita harus sepenuhnya percaya bahwa kita tidak akan mengulangi kesalahan tersebut untu yang kedua kalinya.”

Jeffrey Liker

Konsep Hansei

Berikut adalah 4 Konsep didalam metode Hansei yaitu :

Pengenalan masalah

Setiap individu perlu mengenali masalah yang terjadi, masalah adalah kesenjangan atau jarak antara harapan dengan kenyataan.

Dalam proses hansei, setiap individu perlu siap memberi kritik dan diberi kritik.

Masing-masing perlu berani untuk memberikan kritik secara lugas dengan niat melakukan perbaikan tanpa bermaksud untuk menyerang pihak lain.

Di sisi lain, setiap individu pun perlu siap menerima kritik dari pihak lain secara profesional tanpa bersikap defensif.

Dalam perkembangannya, metode kritik kemudian diperhalus dengan metode umpan balik (feedback).

Kritik adalah masukan yang dapat mengarah ke hal yang terlalu umum, subyektif, dan personal.

Sedangkan umpan balik diusahakan ke hal yang spesifik, obyektif, dan profesional.

Tanggung jawab pribadi

ketika ada masalah dan seseorang berkontribusi pada kesalahan tersebut, maka dia perlu mengakuinya.

Setiap orang perlu memahami bahwa setiap tindakan dan keputusan yang dilakukan akan berpengaruh terhadap perusahaan secara umum.

Oleh karena itu, daripada menyangkal dan menyalahkan pihak lain sebaiknya setiap orang perlu menyadari dan mengakui kesalahan yang sudah dilakukan.

Keterikatan emosional

Semua orang perlu menyadari kesalahannya, tidak hanya di level logika melainkan hingga ke level emosional bahkan sampai merasa bahwa dirinya memang bersalah.

Setiap orang perlu merasa memiliki dan bertanggung jawab penuh terhadap apa yang sudah dilakukan, sehingga dapat terdorong untuk memperbaiki kesalahan.

Komitmen untuk perbaikan

Setelah melakukan pengakuan, maka berikutnya adalah berjanji melakukan perbaikan.

Kemudian perlu membuat rencana tindakan untuk perbaikan dan yang paling penting adalah menjalankan perbaikan tersebut.

Hansei dan Kaizen

Konsep hansei ini sangat terkait dengan prinsip kaizen, yang bermakna perbaikan berkelanjutan (continuous improvement).

Di dalam bisnis, kaizen mengacu pada aktivitas untuk meningkatkan semua fungsi dan proses dalam organisasi.

Tujuan dari kaizen adalah menambah nilai untuk konsumen, meningkatkan profit dan mengeleminasi pemborosan-pemborosan sehingga bisnis dapat bekerja lebih efisien.

Lebih jelas mengenai Kaizen dapat dibaca pada artikel lain dari standarku.com berikut :

Prinsip Kaizen dan Hansei

Prinsip kedua metode tersebut adalah :

  • Kaizen menerapkan prinsip ongoing and continous improvement, yang bisa diartikan sebagai berkelanjutan dan meningkat secara terus menerus.
  • sedangkan prinsip hansei adalah never ending correction alias perbaikan tanpa henti.

Jepang selalu berusaha untuk terus meningkatkan kualitas kehidupannya dan tentunya dibarengi dengan perbaikan yang tidak pernah henti.

Selain itu,karakteristik bangsa Jepang yang utama dan menjadi pelajaran bagi bangsa-bangsa lainnya di dunia adalah sikap dan mentalitas pekerja keras.

Bagi orang-orang Jepang, hidup adalah bekerja, tiada hari tanpa belajar dan bekerja.

Mereka sangat disiplin dan menaruh penghargaan yang tinggi terhadap waktu.

Seperti halnya Korea, orang-orang Jepang sudah biasa bekerja 14-18 jam sehari, dan 94-126 jam seminggu.

Keinginan untuk selalu belajar ini tercermin dari budaya baca tulis masyarakat Jepang yang tinggi sejak era Restorasi Meiji yakni modernisasi Jepang di bawah Kaisar Meiji pada 1868.

Elemen kunci kaizen

Berikut adalah Elemen kunci dalam kaizen adalah:

  • Mau belajar, mau belajar merupakan sebuah proses yang tidak pernah ada kata akhir.
  • Peduli akan kritik, sebuah kritik akan selalu timbul dalam berbagai aspek dari proses produksi.
  • Penyelesaian setiap masalah, hal ini akan menghasilkan pengembangan tanpa henti sehingga menjadi sebuah sistem produksi yang lebih baik.
  • Mengutamakan kualitas, kualitas tertinggi adalah kualitas yang dapat menyenangkan dan memberikan rasa bangga bagi para pelanggannya. Produk seperti inilah yang seharusnya dibuat perusahaan. Persepsi lama yang menganggap higher price higher quality tidak lagi menjadi pegangan bangsa Jepang. Mereka justru mengembangkan konsep higher quality, low price.
  • Pengurangan biaya, dengan perbaikan secara terus-menerus pada proses produksi diharapkan dapat diperoleh efisiensi tinggi (cost reduction).
  • Pengiriman yang baik, produk yang bermutu tinggi dan harga yang rendah, tapi tidak sampai pada pelanggan tepat waktunya tidak akan membuat perusahaan lebih baik.

Demikian artikel dari standarku.com mengenai Mengenal Standar Metode Hansei.

Mohon saran dari pembaca untuk kelengkapan isi artikel ini, silahkan saran tersebut dapat disampaikan melalui kolom komentar.

Baca artikel lain :

Sumber referensi :

Leave a Comment